“ Hari Raya Pentakosta atau hari kelima puluh setelah kebangkitan Tuhan Yesus juga dimaknai sebagai hari lahirnya Gereja bukan dalam arti fisik tetapi Gereja berarti umat Allah kita semua, “ demikian dikatakan oleh Romo Agung dalam homilinya pada Perayaan Hari Raya Pentakosta, Minggu 19 Mei 2024 pukul 17.00 Wib di Gereja Santo Yoseph Palembang.
Para rasul mendapatkan pencurahan dari roh kudus sehingga mereka dimampukan untuk melaksanakan tugas perutusan menjadi saksi-saksi Injil, menjadi saksi kabar sukacita dan mereka telah dihalaukan dari rasa ketakutan yang selama itu mereka alami sehingga mereka menjadi berani untuk mewartakan Injil dan dengan apa yang telah mereka lakukan, Gereja menjadi berkembang dan berdiri di seluruh dunia.
Selain itu Hari Raya Pentakosta kita maknai juga sebagai Hari Roh Kudus. Untuk dapat beriman kepada Yesus Kristus itu adalah karunia dari Roh Kudus, kita mengenal Allah sebagai Allah yang berkuasa, Allah yang esa, Allah yang penuh kuasa, Allah yang hebat dan Allah yang luar biasa. Allah yang seperti itu dapat kita kenali melalui pikiran. Kita sebagai orang Katolik mengimani bahwa Allah telah datang ke dunia menjelma menjadi manusia.
Oleh karena itu karena bantuan Roh Kudus kita dimampukan untuk mengimani Allah yang kita imani, yang memberi kita kekuatan dan pengetahuan akan apa yang kita imani sehingga kita tetap bertahan dan punya keyakinan akan iman kita sebagai orang-orang Katolik. Roh Kudus bukan hanya bekerja di awal iman kita tetapi juga bekerja dalam hari-hari hidup kita, Roh Kudus selalu menopang, menguatkan, memberi daya kepada hidup kita dalam melakuan segala sesuatu terutama dalam perjalanan kehidupan kita masing-masing.
Mari kita bersama-sama berseru kepada Tuhan atas Roh Kudusnya yang telah dicurahkan dalam hidup kita, yang sentiasa membantu kita, membantu Gereja untuk tetap bertahan dan juga berkembang. Tetap setia pada Tuhan dalam kehidupan kita sebagai orang beriman dan mari kita juga memohon kepada Allah agar kita senantiasa membuka hati kita akan karya Roh Kudusnya agar kita pun semakin digerakkan di dalam hidup iman kita dan kedewasaan iman kita semakin beriman dan hidup di dalam iman kita masing-masing.