Bertepatan dengan Perayaan Hari Raya Tubuh dan Darah Kristus ada peristiwa sangat penting bagi 105 anak Paroki Santo Yoseph Palembang yang menerima komuni pertama 2 rupa yaitu : roti dan anggur dari RD. Hyginus Gono Pratowo, Minggu 2 Juni 2024 pukul 08.30 Wib. Dengan menerima komuni pertama atau Sakramen Ekaristi maka orang beriman disatukan secara utuh/penuh dengan diri Kristus yang mengorbankan dirinya secara penuh bagi keselamatan umat manusia sehingga kita semua disatukan dengan Kristus ketika hidup, mati, maupun bangkit.
Dalam homilinya Romo Gono mengatakan ketika anak kita yang remaja ini sudah mulai untuk menerima komuni pertama, harus disadari bahwa anak kita ini sudah mulai mau mengorbankan dirinya dengan tugas-tugas pelayanan Gereja. Terlibat aktif dalam kehidupan Gereja dan mereka nanti sudah masuk komunitas-komunitas yang baru, seperti Misdinar (tugas pelayanan altar), komunitas Remaka atau Sekami, hal ini wajib dikenalkan untuk ambil bagian secara utuh dan penuh dalam pengorbanan bersama dengan Kristus.
Dalam Sakramen Ekaristi, mengalirlah semua rahmat Allah yang diperlukan oleh manusia supaya manusia itu hidup. Ketika menerima sakramen komuni yang pertama, sadarilah bahwa Anda menerima rahmat-rahmat Ilahi dari Kristus sendiri yang seharusnya menjadi kekuatan karena Ekaristi itu menjadi sumber dan puncak iman kita. Seseorang yang sudah menerima komuni selalu memperbaharui komitmen hidup dalam kasih untuk hidup sesuai dengan ajaran Yesus dan harus punya komitmen dalam kehidupannya.
Di awal saya mengatakan, nanti kalau kamu sudah terima komuni maka harus masuk dalam komunitas-komunitas baru, aktif dalam kehidupan menggereja dan berpartisipasi dalam kehidupan Gereja, karena itu adalah salah satu buah dari Ekaristi yaitu : mau terlibat dalam kehidupan menggereja. Orang yang sudah menerima komuni pertama dalam hidupnya harus mencerminkan hidup seperti Kristus.
Maka ajarilah anak kita menjadi pribadi yang punya karakter yang baik, mempunyai kebiasaan keutamaan yang baik dalam hidupnya, bukan kebiasaan-kebiasaan yang buruk. Tetapi hidup yang harus mencerminkan Kristus adalah anak-anak yang aktif, dalam kehidupan gereja, masyarakat, sekolah atau pendidikan, maka semuanya itu harus berjalan seimbang. Hidup harus seimbang antara kehidupan uman, kehidupan sekolah, kehidupan masyarakat juga harus seimbang, maka jadilah pelaku sadar dalam kehidupan iman.
Terima kasih bahwa Bapak-Ibu sudah mengantarkan anak-anak ini sampai pada titik di mana mereka menyadari mereka adalah bagian dalam kehidupan gereja untuk menerima Sakramen Ekaristi atau komuni. Terima kasih kepada para pendamping yang sudah memberikan pengetahuan untuk anak-anak, kita doakan semoga anak-anak ini bertumbuh dalam iman, berkembang dalam pengharapan dan kasih serta hidup mereka sungguh berguna bagi Gereja, keluarga dan masyarakat.
Salah seorang wakil orang tua penerima komuni pertama, Andi Aryoko mengucapkan puji syukur kepada Tuhan yang begitu baik, dimana kita sudah menyaksikan anak-anak menerima komuni pertama dalam 2 rupa yaitu : Tubuh dan darah Kristus. Kami sungguh bersyukur dan berterima kasih, semoga dengan sakramen ini anak-anak semakin bertumbuh dan berkembang dalam iman dan semakin mengenal Tritunggal Mahakudus
Kita juga diharapkan sebagai orang tua untuk terus bisa mengarahkan anak-anak agar semakin berkembang dalam kegiatan Gereja. Juga melanjutkan persiapan untuk mempersiapkan anak-anak kita dalam Sakramen Krisma. Pada kesempatan ini kami juga ingin mengucapkan terima kasih kepada Romo Gono, DPP Santo Yoseph Palembang dan para pendamping yang sudah dengan sekuat tenaga membantu anak-anak kami mempersiapkan doa-doa pokok, mempersiapkan rekoleksi dan pengakuan dosa, sehingga anak-anak kami bisa menerima sakramen ini.
Sementara itu Ketua DPP Santo Yoseph Palembang, Billy Jaya mengatakan anak-anak yang luar biasa hari ini menerima Sakramen Ekaristi yang merupakan puncak dari iman kita. Sakramen ini bukam hanya sebuah simbol tetapi sebagai sarana indah dan sarana keselamatan.
Dengan momentum ini, anak-anak yang menerima komuni pertama mengingatkan kita semua bahwa Sakramen Ekaristi adalah sungguh-sungguh sumber puncak dari iman kita dan sungguh sebuah karya keselamatan bagi kita semua. Ayo ikut terlibat dan wajib anak-anak berlibat dalam komunitas dan terlibat di dalam kegiatan Gereja ini. Kami mengajak, ayo dukung bersama-sama bekerja untuk membuat Gereja ini menjadi rumah yang nyaman dan enak untuk kita semua.
Terima kasih untuk semuanya, para pengajar, katekis yang luar biasa yang selama sekian bulan mendampingi anak-anak untuk menerima sarana keselamatan dan kepada semua pihak, terutama juga para panitia dari keluarga yang juga ikut berpartisipasi untuk mendukung anak-anak kita ini.
Andreas Daris Awalistyo, salah satu pendamping komuni pertama menjelaskan calon komuni pertama mengikuti pembelajaran selama 5 bulan mulai 21 Januari 2024, yang dibagi 4 kelompok, yaitu : satu di Stasi Santo Hilarious dan 3 di Paroki Santo Yoseph Palembang.
Materi yang diberikan, yaitu : Anak bersama keluarga, Kehidupan Yesus – memanggil anak-anak, Yesus mencari sahabat-sahabat-NYA, 12 rasul, Yesus memberi roti kehidupan, Yesus bersama kita, sarana dalam Gereja dan fungsinya, warna-warna liturgi, 7 sakramen, tata cara tobat, doa pokok, liturgi ekaristi dan doa syukur agung.
Ketika ditanya tentang suka/duka selama mengajar/mendampingi anak anak calon komuni pertama Daris Awalistyo mengungkapkan : sukanya dapat melihat pertumbuhan iman anak, menyaksikan perkembangan spiritual anaka-anak dan pemahaman tentang iman katolik sehingga memberikan kepuasan dan kebahagian hidup. Membangun hubungan positif dengan anak-anaka dan membantu mereka dalam perjalanan rohani. Mengajarkan nilai-nilai agama sehingga dapat memperkuat iman dan pengetahuan pribadi tentang ajaran Katolik. dapat berperan aktif dalam kehidupan menggereja dan berkomunitas mewujudkan dampak positif pada generasi muda dan kesempatan menyalurkan bakat/minat selaku purnabakti guru.
Untuk dukanya, dalam mengelola anak merupakan sebuah tantangan menghadapi berbagai perilaku/karakter terlebih anak yang kurang kooperatif, Susahnya menyeimbangkan waktu antara tanggung jawab dengan pekerjaan lain atau keluarga. Menghadapi anak yang terkadang kurang mendapat dukungan dari orang tua dan tidak semua anak bersikap serius sehingga menjadi hambatan dalam mengajar.
Tim pengajar calon komuni pertama Paroki Santo Yoseph Palembang ada 20 orang terdiri dari : Sr. M. Albertin, FCh, Andreas Daris Awalistyo. St. Eko Wahyudi, Sr. M. Vianney, FCh, Aloysius Kristiawan, Fr. M. Faustianus, BHK, Fr. M. Renatus, BHK, Sr. Luisa, FSGM, Maria Dolorosa, Petrus Lilik, Fransiska, Sr. M. Innocentia, FCh, Sr. Dian, FCh, Supriyantoro, Ch. Yuni Purwanti, Bernadus Trisnanto, Bertha Yulia, Rina, Sr. Verolin, FCh dan C. Evi Kurniawan.