Petugas Liturgi Sabtu-Minggu, 14 – 15 September 2024

September 13, 2024
Petugas Liturgi  Sabtu-Minggu, 14 – 15 September 2024

SABTU Sore
17.30 : Koor : Santo Yakobus Organis : Santo Yakobus

MINGGU Misa I
06.30 : Koor : Wilayah VII Organis : Stefani

MINGGU Misa II
08.30 : Koor : Quo Vadis Choir Organis : Quo Vadis Choir

MINGGU Misa III
17.00 : Koor : Santa Lucia Organis : Regita

Saran Lagu: PS. 320, 376, 536, 541, 647, 651, 654, 656, 809, 951

Penanggalan Liturgi Minggu Ini

Minggu 8 September 2024 : Hari Minggu Biasa XXIII (H) Yes. 35:4-7a; Mzm. 146:7,8- 9a,9bc-10; Yak. 2:1-5; Mrk. 7:31-37.
Senin 9 September 2024 : Hari Biasa (H) 1Kor 5:1-8; Luk 6:6-11.
Selasa 10 September 2024 : Hari Biasa (H) 1Kor 6:1-11; Luk 6:12-19.
Rabu 11 September 2024 : Hari Biasa (H) 1Kor 7:25-31; Luk 6:20-26.
Kamis 12 September 2024 : Hari Biasa (H) 1Kor 8:1b-7.11-13; Luk 6:27-38.
Jumat 13 September 2024 : PW. Santo Yohanes Krisostomus (P) 1Kor 9:16-19.22b-27; Mzm 84:3.4.5-6.12; Luk 6:39-42;
Sabtu 14 September 2024 : Pesta Pemuliaan Salib Suci (M) Bil. 21:4-9 atau Flp. 2:6-11; Mzm. 78:1-2,34-35,36-37,38; Yoh. 3:13-17
Minggu 3, 15 September 2024 : Hari Minggu Biasa XXIV (H) Yes. 50:5-9a; Mzm. 116:1-2,3- 4,5-6,8-9; Yak. 2:14-18; Mrk. 8:27-35.

RENUNGAN (Mrk. 7:31-37) “E f a t a”

Injil hari ini mengisahkan bagaimana Tuhan Yesus yang
menyem-buhkan seorang yang tuli dan gagap. Yesus memisahkannya
dari orang banyak. Ia memasukkan jari-Nya ke telinga orang itu; dan
dengan ludah-Nya Ia meraba lidah orang itu. Kemudian, Yesus
berkata, “Efata!” yang artinya, “Terbukalah”. Dan seketika itu
sembuhlah orang itu dan ia dapat berbicara. Yesus dapat saja hanya
berkata-kata untuk menyembuhkan orang itu, namun nyatanya Yesus
juga menggunakan sarana yang dapat dilihat untuk menyampaikan
rahmat-Nya. Kejadian ini membantu kita mema-hami mengapa
digunakan tanda/sarana dalam sakramen-sakramen Gereja. Yesus
mengalirkan rahmat-Nya melalui sakramen yang memberikan
pengaruh yang besar bagi jiwa orang yang menerimanya.
Seruan “Efata!” telah sejak abad-abad awal digunakan Gereja
ketika berdoa bagi orang yang dibaptis: “Semoga Tuhan Yesus, yang
membuat orang tuli mendengar dan orang bisu bicara, mengaruniakan
agar pada saat yang tepat engkau dapat mendengarkan Sabda-Nya
dan mewartakan Imanmu”. Demikianlah melalui Baptisan, Tuhan
Yesus melepaskan kita dari ikatan dosa; membuka telinga kita untuk
mendengarkan Sabda-Nya dan melepaskan kekeluan lidah kita untuk
memuji dan mewartakan kebaikan Tuhan kepada dunia sekitar kita.

Yang perlu kita renungkan, terutama di Bulan Kitab Suci Nasional
ini: Apakah kita sudah tidak tuli dan gagap secara rohani? Apakah kita
sebagai orang tua sudah meneruskan ajaran iman kepada anak cucu
kita? Apakah kita telah membacakan Kitab Suci kepada mereka,
mengajari mereka berdoa dan pergi menghadiri Misa bersama?
Apakah kita berani mewartakan iman kita, jika kesempatan itu datang,
atau bahkan jika perlu, kita mengadakan kesempatan itu? Apakah kita
telah dapat menjadi orang yang dengan gembira mewartakan iman
kita, baik dengan perbuatan maupun dengan perkataan? Sungguh, ada
banyak orang di sekitar kita yang memerlukan Kristus dan perlu
mendengar Kabar Gembira keselamatan Allah. Semoga kita tidakmenjadi orang yang gagap dan tak bisa mewartakan Kristus!

Agar kita dapat fasih dalam mewartakan Kristus dan ajaran-Nya,
kita harus lebih dahulu mendengarkan dan memahaminya. Bersyukurlah, kini kita memiliki banyak cara untuk mempelajari ajaran iman kita. Ada yang memulai dengan membaca dan merenungkan bacaan Kitab Suci setiap hari sesuai dengan bacaan liturgi, ada pula yang membaca keseluruhan Kitab Suci, mulai dari PB terlebih dahulu dan baru kemudian PL. Atau ada yang senang menyimak melalui situssitus Katolik di internet. Komisi Kitab Suci saat ini secara getol berusaha mengadakan kursus Kitab Suci di beberapa Paroki agar kita tidak asing dengan Kitab Suci. Selama Bulan Kitab Suci ini, marilah kita memohon agar Tuhan menjadikan kita berani memberi kesaksian iman kepada orang-orang di sekitar kita.

Leave a Reply


8 + 5 =