Petugas Liturgi Sabtu-Minggu Tgl. 22 – 23 Maret 2025

March 18, 2025
Petugas Liturgi Sabtu-Minggu Tgl. 22 – 23 Maret 2025

Sabtu Sore
17.30 : Koor : Unika Musi Charitas (UKMC) Organis : UKMC
Tata Laksana : Lingkungan Santo Timotius

Minggu Misa I
06.30 : Koor : Wilayah VII Organis : Brigitha
Tata Laksana : Lingkungan Santa Monica

Minggu Misa II
08.30 : Koor : PS. Batak Katolik Organis : Chica
Tata Laksana : Lingkungan Santo Andreas

Minggu Misa III
17.00 : Koor : Lingkungan Santo Yoseph 1 Organis : Santo
Tata Laksana : Lingkungan Santa Regina

Saran Lagu: PS: 479, 482, 486, 598, 599, 602, 814, 965

Penanggalan Liturgi Minggu Ini

Minggu 16 Maret 2025 : Hari Minggu Pra Paskah II (U) Kej. 15:5-12,17-18; Mzm.27:1,7-8,9abc,13-14; Flp. 3:17-4:1; Luk. 9:28b-36
Senin 17 Maret 2025 : Hari Biasa Pekan II prapaskah (U) Dan. 9:4b-10; Mzm.
79:8,9,11,13; Luk. 6:36-38
Selasa 18 Maret 2025 : Hari Biasa Pekan II prapaskah (U) Yes 1:10.16-20; Mzm 50:8-9.16bc-17.21.23; Mat 23:1-12
Rabu 19 Maret 2025 : Hari Raya St. Yosef, Suami SP. Maria (P) 2Sam 7:4-
5a.12-14a.16; Mzm 89:2-3.4-5.27.29; Rm 4:13.16-18.22; Mat 1:16.18-21.24a atau Luk 2:41-51a
Kamis 20 Maret 2025 : Hari Biasa Pekan II prapaskah (U) Yer 17:5-10; Mzm 1:1-2.3.4.6; Luk 16:19-31
Jumat 21 Maret 2025 : Hari Biasa Pekan II prapaskah (U) Kej. 37:3-4,12-13a,17b-28; Mzm. 105:16-17,18-19,20-21; Mat. 21:33-43,45-46
Sabtu 22 Maret 2025 : Hari Biasa Pekan II prapaskah (U) Mi. 7:14-15,18-20; Mzm.103:1-2,3-4,9-10,11-12; Luk. 15:1-3.11-32
Minggu 23 Maret 2025 : Hari Minggu Pra Paskah III (U) Kel. 3:1-8a,13-15; Mzm.103:1-2,3-4,6-7,8,11; 1Kor. 10:1-6,10-12; Luk. 13:1-9

RENUNGAN Luk. 9:28b-36 “Jangan Terlena”

Ada beberapa orang yang beranggapan bahwa ketentraman dan
kedamaian hidup harus dicari ditempat yang sepi seperti rumah retret,
biara atau tempat sunyi lainnya. Orang ini beranggapan bahwa hidup nyata
ditengah masyarakat dengan segala aktifitas dan tantangannya menjadi
penghambat untuk memperoleh kedamaian hidup dan perjumpaan dengan
Tuhan. Mereka beranggapan bahwa iman dan hubungan mereka dengan
Tuhan seakan-akan hanya dapat menjadi lebih sempurna bila dilakukan
dalam doa khusuk ditempat sepi. Itulah yang juga dirasakan Petrus dalam
kisah Injil hari ini. Petrus begitu terharu dan terpukau dengan penglihatannya akan Tuhan Yesus yang Nampak dengan kemuliaannya.
Dalam pengalaman yang sangat mendalam itu Petrus ingin agar peristiwa
itu tetap ia alami. Maka ia berkata “Guru, betapa bahagianya kami berada
di tempat ini. Baiklah kita dirikan tiga tenda satu untuk engkau, satu untuk
Musa dan satu untuk Elia.” Petrus tidak ingin lepas dari situasi yang
mendalam ini. Peristiwa itu terjadi setelah Petrus mengakui dengan penuh iman bahwa Yesus adalah mesias yang diutus Bapa. Setelah pengakuan itu
Petrus semakin diteguhkan oleh Yesus dengan penampakan kemuliaanNya yang menunjukkan bahwa memang Dialah Putra Allah. Namun, selain menunjukkan kemuliaanNya Yesus dalam penampakannya juga membicarakan perjalanan-Nya ke Yerusalem yang berarti pejalanan
menuju kesengsaraan-Nya di kayu salib. Yerusalem sebagai lambang dari
puncak penderitaan-Nya disalib sebagai lambang tanggung jawab dan
kesetiaannya kepada Bapa. Maka cukup jelaslah bahwa Yesus tidak
melepaskan kemuliaan dengan kesengsaraan-Nya bahkan seakan
menyatukan kedua segi itu, atau malah menekankan bahwa kedua segi itu
akan selalu ada dalam hidup kita.

Itulah sebabnya Petrus juga tidak diperbolehkan membangun kemah, tetapi Petrus dan kedua murid yang lain diajak Yesus Turun dari gunung menuju kehidupan nyata, hidup yang penuh tantangan penuh gossip, penuh perjuangan dan salib. Dalam hidup yang riil itulah iman Petrus dan para murid akan menjadi lebih nyata, karena iman diwujudkan dalam suatu tindakan perjuangan dan tanggung jawab terhadap panggilan Tuhan. Dalam hidup yang nyata salib dan kemuliaan, perjuangan dan kebahagiaan, kegigihan menghadapi tantangan dan kedamaian menjadi
satu. Dalam kehidupan nyata baru akan kentara bahwa kita sungguh
beriman akan Yesus Kristus, yang menemukan kemuliaan dalam
penderitaan salib, yang mengalami kebangkitan dalam kematian. Dalam
keadaan seperti itulah kita baru kentara kalau kita adalah orang katolik
yang tidak lari dari kehidupan tetapi mau berjuang dalam kehidupan. Mari kita menjadikan hidup menjadi lebih hidup. ***


Leave a Reply


2 + 2 =