Petugas Liturgi Sabtu-Minggu Tgl. 5 – 6 April 2005

April 1, 2025
Petugas Liturgi Sabtu-Minggu Tgl. 5 – 6 April 2005

Sabtu Sore
17.30 : Koor : PS. WKRI Ranting Emanuel Organis : Maggie
Tata Laksana : Lingkungan Santa Beda

Minggu Misa I
06.30 : Koor : Wilayah V Organis : Supri
Tata Laksana : Lingkungan Santo Yoseph 1

Minggu Misa II
08.30 : Koor : SMK Xaverius Organis : Brigitha
Tata Laksana : Komunitas Priskat

Minggu Misa III 17.00 : Koor : Sr. Fransiskus Charitas Organis : Melisa Tata Laksana : Lingkungan Santa Maria Magdalena

Saran Lagu : PS : 486, 597, 601, 603, 604, 697, 857, 965

Penanggalan Liturgi Minggu Ini

Minggu 30 Maret 2025 : Hari Minggu Prapaskah IV (U) Yos. 5:9a,10-12; Mzm.
34:2-3,4-5,6-7; 2Kor. 5:17-21; Luk. 15:1-3,11-32
Senin 31 Maret 2025 : Hari Biasa Pekan IV Prapaskah (U) Yes. 65:17-21; Mzm.30:2,4,5-6,11-12a,13b; Yoh. 4:43-54
Selasa 1 April 2025 : Hari Biasa Pekan IV Prapaskah (U) Yeh. 47:1-9,12; Mzm. 46:2-3,5-6,8-9; Yoh. 5: 1-3a.5-16
Rabu 2 April 2025 : Hari Biasa Pekan IV Prapaskah (U) Yes. 49:8-15; Mzm. 145:8-9,13cd-14,17-18; Yoh. 5:17-30
Kamis 3 April 2025 : Hari Biasa Pekan IV Prapaskah (U) Kel. 32:7-14; Mzm. 106:19-20,21-22,23; Yoh. 5:31-47
Jumat 4 April 2025 : Hari Biasa Pekan IV Prapaskah (U) Keb. 2:1a,12-22; Mzm.34:17-18,19-20,21,23; Yoh. 7:1-2,10,25-30
Sabtu 5 April 2025 : Hari Biasa Pekan IV Prapaskah (U) Yer. 11:18-20; Mzm. 7:2-3,9bc-10,11-12; Yoh. 7:40-53
Minggu 6 April 2025 : Hari Minggu Prapaskah V (U) Yes. 43:16-21; Mzm.126:1-2ab,2cd-3,4-5,6; Flp. 3:8-14; Yoh. 8:1-11

RENUNGAN (Luk. 15:1-3,11-32) Kembali Kepada-Nya

Hari ini bersama Gereja Universal kita merayakan Minggu Prapaskah IV yang sering disebut Minggu LAETARE (bdk. Minggu III Adven = Minggu GAUDETE). Itu artinya kita sudah berada pada SEPARUH pertama dari masa
Prapaskah. Seruan itu digemakan dalam antifon Pembuka misa : “Bersukacitalah bersama Yerusalem, dan bersorak sorailah karenanya, hai semua para pencintanya. Bergiranglah riang ria bersama dia, kalian yang dulu berkabung karena-Nya.” Oleh karena itu warna Liturgi sedikit berubah dari ungu menjadi rose/pink, yang melambangkan pengharapan dan sukacita antisipasi perayaan Paskah. Laetarei diambil dari Proprium Introit (pembukaan) pada perayaan hari Minggu Prapaskah IV: Laetare Ierusalem (Bersukacitalah Yerusalem). Introit ini diambil dari Yesaya 166:10,11 dengan ayat dari Mazmur 121. Karena nuansa kegembiraan ini ditengah Prapaskah, dan bahwa setengah masa puasa sudah dilewati, kesuraman Liturgis prapaskah dikurangi sedikit. Kita diajak menyambut Paskah dengan sukacita dengan mengolah pertobatan hidup kita. Kita diajak belajar dari kisah anak yang hilang atau Bapa yang murah hati. Semua pengikut Yesus harus merenungkan pelajaran-pelajaran penting dari perumpamaan tersebut.

Pertama, kita harus tetap berada bersama umat Allah agar kita selalu
dilindungi oleh Allah, Bapak yang menyayangi kita dan memenuhi
kebutuhan kita. Jangan sampai kita tergoda untuk mencari kesenangan di
”negeri yang jauh”. Kedua, jika kita menjauh dari Allah, kita harus dengan rendah hati kembali kepada Bapak kita, supaya kita bisa punya hubungan baikdengan-Nya lagi. Ketiga, kita harus meniru sang ayah yang baik hati dan berbelaskasihan. Sebagai umat Allah, kita harus rela mengampuni dan
siap menyambut orang-orang yang sudah bertobat dan kembali kepada
Bapa. Marilah kita bersukacita bersama saudara kita yang ”sudah mati tapi
hidup lagi”, karena ”dia hilang tapi sudah ditemukan”.

Pertobatan membawa manusia kepada keselamatan, karena Allah yang maha rahim akan melepaskan manusia dari belenggu dosadosanya itu. Allah senantiasa menunggu setiap anaknya untuk bertobat dan kembali ke rumahnya. Keselamatan pun tidak hanya ditentukan oleh ketaatan pada peraturan saja, tapi bagaimana kita bersikap dengan sesama kita. Keselamatan juga tergantung bagaimana kita bisa menerima sesama kita, khusunya yang berdosa. Keselamatan bukan hanya urusan pribadi dengan Allah, tapi juga menyangkut hubungan yang harmonis antara manusia dengan sesamanya. Pertobatan bukan hanya penerimaan kembali orang yang berdosa oleh Allah, tetapi juga penerimaan oleh komunitasnya. Inilah aspek komunal dari keselamatan.

Leave a Reply


3 + 1 =