Agar Kami Menimba
Mengapa nama paroki menggunakan pelindung Santo Yoseph? Tatkala Pastor Middeldorp diangkat sebagai pastor paroki pertama, dia berkata. “Sebelum aku ditugaskan kembali ke Palembang, aku bertugas di Paroki Santa Maria di Lahat. Maka supaya lengkap aku pilih Santo Yoseph sebagai pelindung paroki dan paroki ini bernama Paroki Santo Yoseph. Tentu saja Pastor Middeldorp punya maksud khusus mengapa dia memilih Santo Yoseph.
Santo Yoseph sering ditulis juga dengan nama Joseph, Josef, Joseph dari Nazareth, Joseph Pekerja, atau Joseph Tukang Kayu. Santo Yoseph sering disebut-sebut sebagai seorang tokoh tanpa suara dalam kisah Perjanjian Baru. Injil-injil dalam Kisah Perjanjian Baru tidak pernah mencatat sepatah kata pun yang diucapkan Santo Yoseph. Namun apa yang dilakukan sosok santo besar ini dalam sepanjang hidupnya ditunjukkan dengan sikap pasrahnya kepada Allah.
Gambar Lukisan Santo Yoseph Tukang Kayu dan Yesus karya Georges de La Tour (1642).
Santo Yoseph adalah suami Maria dan ayah dari Yesus. Allah memberikan anugerah kepada Santo Yoseph keistimewaan untuk merawat Putra Allah sendiri, Yesus, dan bunda-Nya, Maria. Santo Yoseph dikenal sebagai orang yang miskin di sepanjang hidupnya. Dia senantiasa bekerja keras dalam bengkel kayunya dan hidup dengan penuh kebahagiaan. Dia amat mencintai Yesus dan Maria; senantiasa merawat dan menjaga mereka di sepanjang hidupnya. Santo Yoseph dikenal sebagai pribadi yang rendah hati, tulus hati, lemah lembut serta bijaksana. Yesus dan Bunda Maria mengasihinya serta taat kepadanya sebab Tuhan telah menjadikan Yoseph sebagai kepala rumah tangga mereka. Santo Matius mencatat bahwa Santo Yoseph adalah “orang yang tulus hati”.
Selama berabad-abad para paus mengakui peran penting Santo Yoseph. Bapa Suci Paus Pius IX menyatakan Santo Yoseph sebagai santo pelindung Gereja Katolik universal pada 8 Desember 1870, selain Santo Petrus yang lebih dulu ditetapkan sebagai santo pelindung Gereja Katolik universal. Pesta Santo Yoseph dirayakan setiap 19 Maret.
Pada abad ke-10, setiap 19 Maret, umat Katolik di negara-negara barat memiliki tradisi merayakan pesta peringatan Santo Yoseph. Kemudian secara resmi Vatikan menyatakan setiap 19 Maret sebagai pesta peringatan Santo Yoseph baru empat abad kemudian, sekitar tahun 1479. Sampai sekarang, pesta peringatan Santo Yoseph dirayakan setiap tanggal 19 Maret. Pada tahun 1955, Bapa Suci Paus Pius XII menyatakan bahwa Santo Yoseph sebagai pelindung para pekerja (buruh) pada 1 Mei, sehingga disebut Santo Yoseph Pekerja. Ini dengan maksud agar Santo Yoseph menjadi teladan bagi para pekerja/pegawai Katolik. Pada 13 November 1962, Bapa Suci Paus Yohanes XXIII menginstruksikan agar nama Santo Yoseph dimasukkan dalam Kanon Romawi (Doa Syukur Agung I), sebagai pengakuan yang pantas bagi Pelindung Gereja Universal.
Bapa Suci Paus Leo XIII dalam Quamquam Pluries (1889) menulis, “Santo Yoseph adalah pelindung, penyelenggara, pembela yang sah dari rumah tangga Ilahi yang dipimpinnya. Dengan demikian, wajarlah dan sudah sepantasnyalah bagi Santo Yoseph bahwa, seperti dia di masa silam senantiasa memenuhi segala kebutuhan keluarga Nazaret yang dia naungi dalam perlindungannya yang kudus, juga sekarang dia menaungi dengan perlindungan surgawinya serta membela Gereja Kristus.”
Sementara itu Bapa Suci Paus Yohanes II dalam Redemptoris Custos (1989) menganjurkan agar umat Katolik meneladani dan memohon bantuan kepada Santo Yoseph. “Perlindungan ini sepatutnyalah dimohonkan karena senantiasa diperlukan Gereja, bukan hanya sebagai pembela melawan segala marabahaya, melainkan juga, dan sungguh terutama, sebagai daya dorong bagi komitmennya yang telah diperbaharui untuk evangelisasi di dunia dan evangelisasi kembali di tanah-tanah dan bangsa-bangsa di mana “agama dan kehidupan Kristen dahulunya berkembang dan sekarang dihadapkan dengan ujian yang berat”. Kiranya Santo Yoseph menjadi seorang guru yang luar biasa bagi bagi kita semua dalam melayani misi keselamatan Kristus, sebuah misi yang merupakan tanggung jawab dari setiap dan masing-masing anggota Gereja: para suami dan para isteri, para orangtua, mereka yang hidup dengan bekerja dengan tangan mereka atau dengan pekerjaan lain apapun, mereka yang dipanggil ke dalam kehidupan kontemplatif dan mereka yang dipanggil ke dalam karya kerasulan.”
Santo Yoseph digunakan sebagai pelindung paroki karena dua alasan berikut. Pertama, nama pelindung paroki sengaja dipilih Santo Yoseph karena memang Santo Yoseph menjadi santo pelindung Gereja Katolik universal. Kedua, Santo Yoseph selalu dikaitkan dengan keluarga kudus dari Nasareth dengan penekanan pada kepasrahannya kepada kehendak Tuhan, ketekunan, dan semangat kerja kerasnya.
Gambar lukisan Keluarga Kudus karya Bartolomeus Esteban Murillo, pelukis Spanyol (1617-1682)