Melayani Gereja Kristus Sesuai Panggilan Dan Penugasan Kita

May 11, 2025
Melayani Gereja Kristus  Sesuai Panggilan Dan Penugasan Kita

Minggu Pekan keempat masa Paskah atau disebut dengan Hari Minggu Gembala Baik atau Hari Minggu Panggilan dan Paroki Santo Yoseph Palembang merayakan Hari Minggu Panggilan dalam Perayaan Ekaristi, 11 Mei 2025 pukul 08.30 Wib yang dipimpin oleh RD. Hyginus Gono Pratowo. Diawali dengan perarakan pelayan liturgi dan anak-anak yang memakai pakaian biarawan-biarawati (paus, uskup, kardinal, imam, frater, bruder dan suster).

Pada hari Minggu Panggilan, secara khusus Gereja Semesta merayakan Hari Doa Sedunia untuk panggilan yang ke 62 dengan tema : Ziarah Pengharapan, Anugerah Kehidupan. Bapa Paus Fransiskus dalam pesannya mengundang kita semua untuk menjadi Peziarah Pengharapan dengan berbagi hidup secara murah hati dan menanggapi panggilan Tuhan dalam berbagai bentuknya, panggilan awam, panggilan hidup bakti, hidup imamat, dan panggilan hidup berkeluarga. 

Dalam homilinya Romo Gono mengatakan pada Hari Minggu Panggilan atau Hari Minggu Gembala Baik hampir semua Paroki menjadikan kesempatan ini untuk merenung, untuk membicarakan dan untuk melakukan aksi panggilan. Anak-anak memakai pakaian seperti kaum-kaum sebagai gembala, ada Bapa Uskup, ada Bapa Paus, ada pastor-pastor kecil, ada frater-frater kecil dan ada suster-suster kecil, suster HK, suster FCh, suster CB, ada suster Korea, suster FSGM, frater BHK dan sebagainya. Seringkali di Minggu Panggilan, kita selalu mengidentikkan Minggu Panggilan itu hanya panggilan untuk menjadi imam,  biarawan-biarawati, romo,  suster dan frater. 

Ternyata, Minggu Panggilan tidak hanya itu, panggilan hidup berkeluarga pun tidak kalah sucinya. Maka dalam Minggu Panggilan ini, semua disapa, tidak hanya untuk panggilan menjadi imam, biarawan-biarawati, tetapi juga panggilan keluarga, kuncinya adalah kesetiaan. Maka panggilan apapun harus berfokus pada kesetiaan dan harus menggambarkan sukacita. Gambaran apapun, Anda juga semua dipanggil untuk menjadi saksi-saksi yang hidup dan menjadi pelaku cinta kasih Allah dalam kehidupan kita. Maka pada Minggu Panggilan Sedunia yang ke 62 ini, Paus Fransiskus memberikan sebuah tema yang menurut saya kontekstual, yaitu : Peziarah Pengharapan, Anugerah Kehidupan, karena pesan Paus ini sejalan dengan situasi zaman ini, banyak anak muda yang merasa cemas ketika berhadapan dengan masa depan.  Mengalami ketidakpastian, krisis identitas dan krisis makna serta nilai.

Selain situasi yang ada pada saat ini, adanya ketidakadilan terhadap kaum lemah dan miskin. Ketidak pedulian masyarakat yang berpuas diri dan mementingkan diri sendiri serta kekerasan perang yang mengancam rencana kehidupan yang baik. Bapa Paus ingin memberikan semangat, spirit dalam kehidupan kita sebagai peziarah yang berpengharapan dan dipanggil untuk menjadi pelaku misi Gereja secara bersama-sama. Bapa Paus mengharapkan sebuah kerjasama yang terus menerus sebagai anggota Gereja yang sudah dibaptis sesuai dengan misi Gereja untuk mewartakan Kristus dimanapun kita berada.  Kita semua dipanggil untuk menjadi penjaga satu sama lain dan ciptaan,  menghormati sesama kita manusia dan juga mencintai alam semesta. 

Kita juga dipanggil untuk menyambut tatapan Tuhan yang memanggil kita secara pribadi, Dia yang selalu menyentuh hati dan hidup kita terdalam. Sikap batin yang dapat kita bangun bersama adalah saling mendengar, maka setiap orang diajak untuk saling mendengar, diajak untuk saling memupuk keteladanan baik di dalam kehidupan bersama dan menjadikan sabda Tuhan menjadi lampu bagi langkah hidup kita dan penerang dalam kehidupan kita.  Kita dipanggil untuk menanggapi sapaan Tuhan yang memandang manusia dengan penuh kasih, tidak pernah memandang kita dengan sinis. Kita melihat sesama dengan mata Tuhan, bukan dengan mata kita. Melihat berarti mengasihi, mencintai, menghargai, dan menghormati.

Mari kita saling menghargai sesama kita, walaupun penuh keterbatasan, sesama kita penuh dosa,  mereka mungkin tidak layak, tetapi Tuhan tidak pernah memperlakukan demikian.   Maka panggilan Tuhan untuk kita adalah kita menjadikan diri kita terhormat dan selalu berharga di hadapan Allah. Di hari Minggu Panggilan ini, kita diajak untuk melihat dengan kacamata Allah, bahwa semuanya berharga di hadapan Tuhan.  Kita dipanggil untuk membangun persaudaraan, Tuhan Yesus sendiri mendoakan kita para muridnya,  semoga mereka semua menjadi satu. Panggilan menjadi sempurna dalam membangun persaudaraan sejati dalam keluarga, komunitas, dan masyarakat kita. 

Pesan Bapa Suci semakin menyadarkan kita untuk memahami makna panggilan bukan sebagai milik kami kaum berjubah, melayani Gereja Kristus adalah panggilan dan penugasan kita bersama, maka kesadaran ini membentuk kita menjadi gembala berbau domba sesuai dengan profesi kita masing-masing. Kita melayani dan menjadikan Gereja tetap hidup dan tetap bersatu. Selamat merayakan Minggu Panggilan, Minggu Gembala Baik. Doakanlah kami, para gembalamu, para biarawan-biarawati, frater dan suster, semoga kami selalu setia dan penuh sukacita menjadi pelayan-pelayan Allah. 

Hari Minggu Panggilan ini diakhiri dengan persembahan lagu yang dibawakan oleh Imam dan Biarawan-Biarawati di hadapan seluruh umat yang hadir ada Suster FCh, HK, FSGM, CB, Frater BHK, Diakon SCJ dan Imam Diosesan. Kegiatan Hari Minggu Panggilan dihadiri oleh ratusana anak-anak dan remaka yang diadakan oleh Seksi Aksi Panggilan DPP Santo Yoseph Palembang dibawah Koordinator : Sr. M. Valensia, FCh, Sr. M. Vianney, FCh dan Fr. M. Faustianus, BHK.

Leave a Reply


3 + 5 =