Paus Fransiskus: Tuhan Menangisi Korban Pelecehan Seksual

September 28, 2015
Paus Fransiskus: Tuhan Menangisi Korban Pelecehan Seksual
Paus Fransiskus: Tuhan Menangisi Korban Pelecehan Seksual

Dalam pertemuannya dengan para Uskup Katolik Roma di Philadelphia, hari Minggu (27/9), Paus Fransiskus menyerukan untuk terus waspada atas pelecehan seksual yang dilakukan pastor terhadap anak-anak dan upaya menyembunyikan perbuatan sesat itu.

Paus berpidato di muka para Uskup yang menghadiri pertemuan

Paus berpidato di muka para Uskup yang menghadiri pertemuan “World Meeting of Families” di kota Philadelphia, Minggu (27/9).

Sri Paus Fransiskus hari Minggu (27/9) mengatakan, ia bertemu akhir minggu ini dengan para korban pelecehan seksual yang dilakukan para Pastor, dan “Tuhan menangisi” mereka.

Paus berpidato di muka para Uskup yang menghadiri pertemuan World Meeting of Families minggu sebelumnya yang disponsori Vatikan di St. Martin’s Chapel di Seminari St. Charles Borromeo. Sri Paus dan rombongannya menginap di seminari itu.

Hari Minggu pagi Paus mengadakan pembicaraan dengan para Uskup, dan meminta agar “bertindak hati-hati dan melindungi semua anak dan para pejabat gereja harus bisa mempertanggung-jawabkan tindakan mereka.”

Pada hari terakhir kunjungan padatnya selama 6 hari di Amerika, Paus juga mengunjungi sebuah penjara dan mengadakan misa terbuka terakhir di pusat kota Philadelphia.

Pertemuan Paus Fransiskus siang hari dengan sekitar seratus napi di penjara Curran-Fromhold menyerukan kepada gereja Katolik Roma untuk lebih mencurahkan perhatian kepada orang-orang yang terpinggirkan dan terabaikan oleh masyarakat, termasuk kaum papa, imigran dan narapidana. Para napi di penjara Curran-Fromhold memberi Paus sebuah kursi menyerupai tahta, dari kayu jenis walnut hitam yang mereka buat dengan tangan.

Misa berlangsung di Benjamin Franklin Parkway, jalan indah di mana Paus bergabung bersama ribuan orang Sabtu malam pada acara Festival of Families. Pelayanan doa dan musik menampilkan penyanyi legendaris yang dijuluki Ratu Soul, Aretha Franklin dan penyanyi opera Andrea Bocelli, serta testimoni dari keluarga-keluarga di seluruh dunia.

Acara itu merupakan peristiwa besar kunjungan Paus yang bersejarah di Amerika sebelum Paus kembali ke Roma. Ia pertama kali mengunjungi Washington, DC dan New York, sebuah misi gabungan antara kekuatan dan kemiskinan.

Paus mengakhiri upacara dengan pidato yang penuh semangat, kadang humor dan sebagian besar improvisasi, di mana ia memperingatkan dan membela kebajikan kehidupan keluarga dan menyebutnya “simbol cinta yang diimpikan Tuhan.”

“Keluarga punya kesulitan,” kata Paus Fransiskus. “Keluarga akan bertengkar. Terkadang piring-piring bisa terbang karena kemarahan, dan anak-anak bisa membuat pusing. Dan saya tidak akan berbicara mengenai ibu-ibu mertua,” tambahnya, yang disambut dengan tawa dari hadirin.

“Tetapi kesulitan-kesulitan itu dapat diatasi dengan rasa cinta,” lanjut Paus. Pidato itu menutup hari-hari sibuk Paus berusia 78 tahun itu, yang tiba di Philadelphia untuk menghadiri World Meeting of Families yang disponsori Vatikan.

Sebelumnya, hari Sabtu, ia memimpin misa di katedral Saints Peter and Paul, di Philadelphia dan mendesak umat di sana untuk “memikirkan tugas-tugas kegerejaan bagi keluarga-keluarga, untuk pasangan-pasangan yang mempersiapkan pernikahan, dan untuk kawula muda.” [ps/ii]

Sumber : www.voaindonesia.com

Leave a Reply


9 + 4 =