Petugas Liturgi Sabtu-Minggu Tgl. 30 November 2024 dan Tgl. 1 Desember 2024

November 26, 2024
Petugas Liturgi Sabtu-Minggu Tgl. 30 November 2024 dan Tgl. 1 Desember 2024

Sabtu Sore
17.30 : Koor : Lingkungan Romo Sanjoyo Organis : Supri
Tata Laksana : Lingkungan Santo Aloysius

Minggu Misa I
06.30 : Koor : Komunitas Simeon Organis : Chica
Tata Laksana : Lingkungan Santo Timotius

Minggu Misa II
08.30 : Koor : PS. WKRI Santo Yoseph Organis : Maggie
Tata Laksana : Lingkungan Santa Agatha

Minggu Misa III
17.00 : Koor : Lingkungan Santa Lucia Organis : Lala
Tata Laksana : Lingkungan Santa Beda

Saran Lagu: PS : 437,438,441,443,444,445,446,449 (bait 4,5), 718,720

Penanggalan Liturgi Minggu ini

Minggu 24 November 2024 : HARI RAYA TUHAN KITA YESUS KRISTUS RAJA
SEMESTA ALAM : Hari Orang Muda Sedunia (P) Dan. 7:13-14; Mzm.93:1ab,1c-2,5; Why. 1:5-8; Yoh. 8:33b-37.
Senin 25 November 2024 : Hari Bisa (H) Why 14:1-3.4b-5; Luk 21:1-4.
Selasa 26 November 2024 : Hari Bisa (H) Why 14:14-20; Luk 21:5-11.
Rabu 27 November 2024 : Hari Bisa (H) Why 15:1-4; Luk 21:12-19.
Kamis 28 November 2024 : Hari Bisa (H) Why 18:1-2.21-23; 19:1-3.9a; Luk 21:20-28.
Jumat 29 November 2024 : Hari Bisa (H) Why 20:1-4.11-21:2; Luk 21:29-33.
Sabtu 30 November 2024 : Pesta Santo Andreas Rm. 10:9-18; Mat. 4:18-22. .
Minggu ke 3 : 1 Desember 2024 : HARI MINGGU ADVEN I (U) Yer. 33:14-16; Mzm. 25:4bc5ab,8-9,10,14; 1Tes. 3:12-4:2; Luk. 21:25-28,34-36.

RENUNGAN (Yoh. 8:33b-37) Apakah Yesus Merajai Hidupku?

Hari Minggu ini merupakan hari Minggu terakhir dalam tahun liturgi ini (Tahun B). Hari ini kita merayakannya sebagai Hari Raya Tuhan Kita
Yesus Kristus Raja Semesta Alam. Bacaan Injil mengisahkan pewahyuan diri Yesus di hadapan Pilatus. Yesus tidak menyangkal bahwa Ia adalah
Raja Orang Yahudi. Orang-orang Yahudi mengharapkan kedatangan sosok keturunan Daud yang akan datang sebagai raja yang memerintah
mereka seperti Daud bapa leluhurnya, yang bisa menjaga keamanan negeri dengan mengalahkan musuh-musuhnya. Sang Mesias yang juga disebut
Raja Orang Yahudi juga diharapkan menampilkan peran yang sama.
Yesus tidak menyangkal bahwa Ia adalah raja orang Yahudi, hanya saja
Ia menjelaskan bahwa kerajaan-Nya tidak berasal dari dunia ini dan bahwa
kerajaan-Nya adalah kerajaan kebenaran. Yesuslah yang oleh penulis kitab
Wahyu disebut sebagai saksi Allah yang setia, yang pertama bangkit dari mati, yang melepaskan kita dari dosa berkat darah-Nya, dan membangun kita bersama menjadi satu kerajaan. Dialah raja yang diberi kekuasaan,
kehormatan dan kerajaan.

Sabda ini mengajak untuk melihat lagi kenyataan hidup kita. Apakah
Yesus masih menjadi raja yang bertakhta dan berkuasa dalam diri kita masingmasing, dalam keluarga, dalam masyarakat, dan di tengah-tengah hidup semesta ini? Ketika ada banyak kekuasaan yang menarik-narik kita, masihkah kita setia menempatkan Yesus di tempat terbaik dalam hati kita sebagai takhta tempat Dia bersemayam? Masihkah kita menyediakan waktu terbaik dalam hidup sehari-hari kita bagi Yesus Sang Junjungan? Paus Pius XI, pada tahun 1925 ketika menetapkan Hari Raya Kristus Raja sebagai penutup Tahun Liturgi, mengatakan “Ia [Kristus] harus memerintah di pikiran kita, yang semestinya setuju dengan kepatuhan sempurna dan kepercayaan yang teguh kepada kebenaran-kebenaran yang diwahyukan dan kepada ajaran-ajaran Kristus. Ia harus memerintah di kehendak kita, yang semestinya menaati hukum-hukum dan ketentuan-ketentuan Allah. Ia harus memerintah di hati kita, yang harus membuang keinginan-keinginan kodrati dan mengasihi Allah di atas segalanya, dan berpaut kepada-Nya saja.

Ia harus memerintah di tubuh kita dan anggota-anggotanya, yang harus melayani sebagai alat bagi pengudusan jiwa kita dari dalam atau meminjam perkataan Rasul Paulus sebagai ‘senjata-senjata kebenaran’ (Rm 6:13)” (Quas Primas, 33). Namun, kita sadar tidak jarang Yesus terabaikan dalam hidup kita seharihari. Ia memang raja yang bersemayam dalam diri kita, tetapi sering tidak kita sapa, tidak kita pedulikan, tidak kita mohon nasihat dan pertimbangan-Nya. Kita ingin berkuasa atas diri kita sendiri sehingga melupakan Yesus yang senya-tanya adalah raja yang berkuasa atas diri kita. Maka, tidak salahlah kita sekali lagi mencermati kenyataan hidup kita dan menempatkan diri di bawah Sang Raja Semesta Alam agar Ia meraja dan berkuasa atas seluruh hidup kita.

Leave a Reply


1 + 9 =