Berikan Talenta Terbaik Untuk Pelayanan Gereja

September 5, 2017
Berikan Talenta Terbaik Untuk Pelayanan Gereja

      

Rombongan mengadakan doa rosario bersama di Goa Maria Bunda Penolong

35 peserta ziarah dan penyegaran DPP Santo Yoseph Palembang yang terdiri dari pastor, para suster, bruder dan anggota dewan harian serta anggota seksi bidang selama 3 hari mulai 1 sampai 3 September 2017 berada di Tanjung Pinang dan Batam untuk melakukan ziarah serta rekreasi agar lebih mengakrabkan para anggotanya. Perjalanan ziarah dan penyegaran DPP Santo Yoseph Palembang di hari ke 2 adalah mengunjungi patung 1000 budha, pantai trikora dan gua maria Bunda Penolong yang ada di Tanjung Pinang.  Di lokasi patung 1000 budha para suster sempat bertemu dan foto bersama dengan para bikuni yang kebetulan juga mengunjungi tempat tersebut.

      

Foto bersama di depan Goa Maria

Meninggalkan lokasi patung 1000 budah para peserta ziarah menuju ke Goa Maria Bunda Penolong untuk mengadakan doa rosario bersama yang dipimpin oleh Sr. Albertine. Doa rosario selama 30  menit kemudian beberapa peserta sempat mengunjungi Stasi Kapel Santo Petrus Teluk Dalam. Setelah itu perjalanan diteruskan menuju pantai Trikora untuk bersantap siang dan melihat keindahannya, seusai santap siang beberapa peserta menyempatkan berfoto  di antara batu-batu besar yang ada di tepi pantai dan peserta lain berbincang di pondokan sambil melihat pemandangan laut.  Kemudian rombongan ziarah bertolak meneruskan perjalanannya meninggalkan kota Tanjung Pinang menuju Pelabuhan Punggur.

      

Misa Kudus di Rumah Retret SS.CC Batam Oase Centre dan foto bersama

Dengan menggunakan speedboat menjelang sore hari rombongan tiba di Batam dan melanjutkan perjalanan menuju ke Rumah Retret SS. CC Batam Oase Centre yang ditempuh dalam waktu 1 jam. Tiba di Rumah Retret rombongan ziarah mengikuti misa kudus yang dipimpin oleh Pastor Paroki Santo Yoseph Palembang, RD. Laurentius Rakidi. Dalam homilinya RD. Rakidi mengharapkan  ” Semoga perjalanan ziarah / religi ini sungguh-sungguh bisa menyemangati kita dalam upaya menumbuhkan kembangkan talenta-talenta yang sudah dianugerahkan kepada kita semua sehingga bisa digunakan untuk perkembangan Gereja dan diri kita masing-masing serta pelayanan yang kita berikan semakin diberkati oleh Tuhan.” Seusai misa kudus peserta ziarah mengunjungi goa maria yang ada di Rumah Retret SS. CC Batam Oase Centre yang terletak di atas bukit dengan pemandangan laut yang indah dan acara hari ke 2 diakhiri dengan menikmati santapan sea food sebelum kembali ke hotel.

      

Peserta mengikuti ibadat jalan salin di Taman Ziarah Galang Batam

Perjalanan di hari ke 3 atau terakhir para peserta ziarah diajak untuk melakukan ibadat jalan salib di Taman Ziarah Galang Batam yang merupakan bekas tempat tinggal para pengungsi Vietnam yang ditampung oleh pemerintah Indonesia. Pada tahun 1980 an para pengungsi Vietnam dengan menggunakan kapal-kapal tiba di Pulau Galang, 60 % pengungsi ini beragama Katolik dan ketika mereka menuju ke Indonesia membawa patung Bunda Maria. Sebagai bentuk penghormatan  dan ucapan terima kasih sudah mendampingi selama dalam perjalanan di lokasi ini juga dibangun patung Bunda Maria. Pulau Galang yang menunjukkan keberadaan karya Gereja Katolik maka dibentuklah Tim Ziarah Galang melalui Yayasan Bentara Persada untuk melestarian peninggalan bersejarah ini dengan menjaga, merawat dan mengembangkan sarana-sarana yang ada. Bapak Yosef sebagai pengelola Taman Ziarah Galang mengatakan bahwa lahan yang ada sekitar 9 hektar dan hanya 9 % saja yang dibangun membutuhkan dana kurang lebih 33 milyar belum termasuk perlengkapan, isi rumah retret berupa kursi, tempat tidur dan lain-lain. Pembangunan proyek tahap 1 dan 3 akan diselesaikan selama 3 tahun mulai 2014 sampai 2017, ketika rombongan ziarah melakukan jalan salib terlihat bangunan perhentian berbentuk kapal-kapal yang sudah dalam tahap penyelesaian.

     

Perayaan Ekaristi di Gereja Katolik Nha Tho Duc Me Vo Nhiem dipimpin RD. Laurentius Rakidi

Setelah melakukan prosesi jalan salib rombongan menuju ke Gereja Katolik Nha Tho Duc Me Vo Nhiem yang biasa digunakan para pengungsi untuk beribadat,  terletak tidak jauh dari Taman Ziarah Galang. Gereja bersejarah yang terbuat dari kayu ini sudah direnovasi walaupun sederhana sehingga bisa digunakan untuk ibadat bagi para pengunjung yang datang. Rombongan ziarah sempat mengadakan misa kudus yang dipimpin oleh RD. Rakidi dan dalam homilinya mengajak peserta untuk bersyukur dan memberikan talenta yang terbaik dalam diri kita sebagai  pengurus gereja, prodiakon dan lain-lain, karena kita memang digunakan oleh Tuhan untuk kemajuan Gereja dan jadikan hidup kita sebagai persembahan yang hidup kepada Allah.

      

Peserta foto bersama di Barelang Bridge, Gereja Nha Tho Duc Me Vo Nhiem, Goa Maria Bunda Penolong

Seusai mengikuti misa kudus rombongan bergerak meninggalkan Taman Ziarah Galang dan dalam perjalanan Tour Guide menceritakan mengenai  makam 503 pengungsi yang meninggal Pulau Galang, barak yang digunakan untuk tempat tinggal dan perahu yang digunakan hingga tiba di Indonesia. Sebelum meninggalkan Batam rombongan sempat berfoto di Barelang Bridge yang merupakan icon kota Batam serta menikmati santap siang di rumah makan Bandung Resto dan berbelanja oleh-oleh khas Batam.  Menjelang sore rombongan bertolak menuju Bandara Hang Nadim Batam untuk meneruskan perjalanan menuju kota Palembang walaupun keberangkatan sempat tertunda 30 menit akhirnya peserta tiba di Bandara Sutlan Mahmmud Badaruddin II pukul 19.00 Wib.

 

 

Leave a Reply


9 + 7 =