Umat menerima abu sebagai tanda bertobatan
Umat Katolik sebentar lagi akan merayakan Paskah yang merupakan puncak dari semua pesta pejiarahan diawali dengan masa Pra Paskah selama 40 hari, Tri Hari Suci (Hari Kamis Putih, Jumat Agung dan Sabtu Suci), 50 hari masa Paskah hingga Pentakosta. Masa Prapaskah adalah masa penuh rahmat suatu kesempatan untuk memperbaharui diri sebagai umat beriman dengan tobat yang bertujuan untuk memperoleh anugerah Roh Kudus. Perayaan liturgi Paskah dimulai pada Rabu Abu 14 Februari 2018 dengan menerima abu di dahi yang mengajak umat untuk bertobat dan melakukan puasa serta berpantang dengan sikap dan kebiasaan buruk sehingga kita menjadi manusia yang bersyukur dan mampu melihat yang baik dan rendah hati.
Masa Prapaskah kita diundang untuk memperbaharui hidup dengan memanfaatkan waktu untuk mengembangkan hidup rohani melalui berbagai cara terutama dengan rajin berdoa, baik secara bersama keluarga atau pribadi, mengikuti pertemuan lingkungan, retret dan rekoleksi. Menerima sakramen tobat dan rajin menghadiri Perayaan Ekaristi, merenungkan ibadat jalan salib, mnjalani pantang, bermati raga dan berpuasa yang merupakan sarana untuk semakin mengalami penyelamatan Yesus Kristus yang telah mendrita, wafat dan bangkit bagi dunia.
Selama masa Prapaskah ini umat Paroki Santo Yoseph Palembang mengadakan ibadat jalan salib setiap hari Jumat mulai pukul 17.30 Wib dan dilanjutkan dengan Perayaan Ekaristi untuk mengembangkan kehidupan rohani dengan merenungkan dan menghayati penderitaan Yesus Kristus yang wafat disalib untuk menebus dosa manusia.
Umat mengikuti ibadat jalan salib
Dalam masa Prapaskah kita juga diajak untuk berpuasa untuk semua umat Katolik yang berumur 18 sampai 60 tahun dilaksanakan hari Rabu Abu 14 Februari 2018 dan hari Jumat Agung 30 Maret 2018 sementara hari pantang wajib dilakukan oleh umat Katolik yang berumur 16 tahun ke atas dan dilaksanakan pada hari Rabu Abu dan 7 hari Jumat selama masa Prapaskah. Menjalani pantang dan puasa merupakan ungkapan persatuan kita dengan sengsara dan wafat Yesus Kristus yang telah membawa keselamatan bagi kita yang merupakan pertobatan batin dan sebagai sarana untuk mengendalikan hawa nafsu serta melatih diri untuk hidup sederhana dan bijaksana.
Selain itu kita juga diajak untuk melakukan gerakan amal bersama sebagai bentuk keprihatinan Gereja di tengah masyarakat dengan mengadakan Aksi Puasa Pembangunan 2018 sebagai ungkapan belas kasih Allah bagi sesama yang kekurangan. Melalui APP 2018 kita membangun kesetiakawanan sosial demi keutuhan ciptaan, kita harus memelihara bumi, alam dan lingkungan dengan menjaga dan mengembangkannya agar anak cucu kita dapat hidup layak sebagai warga bumi.