Hari Raya Paskah, hari yang sungguh diagungkan Tuhan dan kita rayakan dengan meriah. Dalam kebangkitan Kristus kita ikut serta bangkit dari maut, dibebaskan dari dosa-dosa dan bersama Kristus bangkit dengan hidup baru. Umat Paroki Santo Yoseph Palembang merayakan Hari Raya Paskah, Minggu 31 Maret 2024, pukul 06.30 Wib bersama RD. Yohanes Agung Apriyanto dan pukul 09.00 Wib bersama Vikjen Keuskupan Agung palembang, RD. Yohanes Kristianto.
Melalui homilinya Romo Yohanes Kristianto mengatakan ” Paskah harusnya menjadi momentum kebahagiaan bagi kita sekalipun kita sadar dan tahu bahwa kita semua hidup seringkali berhadapan dengan kegelapan tidak bisa dipungkiri. Tema yang kita renungkan selama masa Prapaskah adalah tema tentang keluarga keluarga Kristiani sebagai Ecclesia Domestica sebagai gereja rumah tangga.”
Permenungan kita mengajak bagaimana keluarga Kristiani menemukan kembali makna penting dari keluarga Kristiani yang hidup atas dasar iman Kristiani dan iman itu harusnya menjadi sumber sukacita, maka tema yang kita angkat adalah : Ayolah keluarga Kristiani bangkitlah bersama dengan Yesus. Mengapa seruan itu menjadi penting dan tetap up to date sesuai dengan konteks kita sekarang ini,
Bapa Uskup dalam surat gembalanya mengatakan sungguh keluarga kita saat ini sedang sedang menghadapi kenyataan yang tidak mudah, mendapatkan ancaman gaya hidup negatif yang meruntuhkan bangunan nilai luhur dan mulia yang seharusnya ada dalam setiap keluarga yang dasar hidupnya adalah iman akan Tuhan. Banyak keluarga dan komunitas Kristiani menjadi sakit antara lain karena mulai mengabaikan ajaran iman yang tidak lagi dihayati dan dihidupi, hanya sekedar formalitas atau hanya sekedar catatan administrasi, tidak lagi mewariskan nilai-nilai penting untuk membangun kualitas hidup.
Banyak keluarga sudah kehilangan tempat bagi nilai-nilai ajaran moral dan etika, tidak lagi menjadi tempat untuk belajar sopan santun, tidak ada lagi budaya malu sepertinya sudah terkikis dari hati sanubari. Tidak ada lagi tempat untuk saling menghargai, menikmati kebersamaan dan solidaritas inilah bagian dari situasi yang tidak membahagiakan.Banyak orang semakin cenderung mencari jalan pintas , tidak kenal kerja keras, hati nurani menjadi tumpul sehingga tuli terhadap nasihat bijak dan ajaran kebaikan. Banyak orang membutakan diri terhadap jebakan-jebakan kehancuran : narkoba, pergaulan bebas, judi online, pinjaman online, free child, banyak perselingkuhan, pelecehan, KDRT dan lain-lain.
Banyak lagi virus yang membuat komunitas-komunitas dan keluarga-keluarga Kristiani menjadi sakit, tidak harmonis, kehilangan roh kasih, bahkan mengarah kepada kehancuran. Karena itu momentum Paskah adalah penting untuk menyadari kembali panggilan kita sebagai seorang yang diperbaharui oleh kebangkitan Kristus. Menyadari kembali pentingnya keluarga Kristiani sebagai tempat pembentukan keutamaan Kristiani. Ketika, keluarga menemukan kembali sumber cinta kasih dan menjadikannya sebagai api yang mengobarkan semangat saling menghargai, melayani, dan rela memberi diri satu dengan yang lain, maka akan ada sukacita di dalamnya.
Paus mengatakan, tidak ada keluarga yang sempurna. Tetapi keinginan menjadi sempurna adalah panggilan setiap anggota keluarga Kristiani. Perjumpaan dengan Yesus yang sengsara dan wafat di kayu salib membawa kita semua kepada pengalaman akan kebangkitannya. Kita tidak diajari untuk lari dari kenyataan hidup yang terkadang atau bahkan sering berat, tetapi kita diberi kekuatan untuk menjalankannya dengan terang kuasa kebangkitan Tuhan. Karena itu, apapun perjalanan, pengalaman hidup tidak ada yang sia-sia kalau kita meletakkannya dalam landasan iman akan Tuhan yang menyelamatkan. Maka marilah kita bangkit, kita songsong masa depan yang bahagia. Kuasa kebangkitan Tuhan selalu melimpah untuk kita semua.