SABTU Sore
17.30 : Koor : PS. Don Bosco Organis : PS. Don Bosco
Tata Laksana : Lingkungan Santo Beda
MINGGU Misa I
06.30 : Koor : Lingkungan Romo Sanjoyo Organis : Regita
Tata Laksana : Lingkungan Santo Timotius
MINGGU Misa II
08.30 : Koor : SMA Xaverius 3 Organis : SMA Xav.3
Tata Laksana : Lingkungan Santa Maria Magdalena
MINGGU Misa III
17.00 : Koor : Emmanuel 2 Organis : Santo
Tata Laksana : PMKRI
Saran Lagu: PS. 331, 370, 541, 542, 647, 649, 650, 652, 654, 658, 810, 952.
Penanggalan Liturgi Minggu Ini
Mingg 15 September 2024 : Hari Minggu Biasa XXIV (H) Yes. 50:5-9a; Mzm. 116:1-2,3- 4,5-6,8-9; Yak. 2:14-18; Mrk. 8:27-35.
Senin 16 September 2024 : PW St. Kornelius, St. Siprianus (M) 1Kor 11:17-26; Luk 7:1-10;
Selasa 17 September 2024 : Hari Bisa (H) 1Kor 12:12-14.27-31a; Luk 7:11-17
Rabu 18 September 2024 : Hari Bisa (H) 1Kor 12:31-13:13; Luk 7:31-35.
Kamis 19 September 2024 : Hari Bisa (H) 1Kor 15:1-11; Luk 7:36-50.
Jumat 20 September 2024 : PW St. Andreas Kim Tae-gon dan St.Paulus Chong Hasang (M) 1Kor 15:12-20; Mzm 17:1.6-7.8b.15; Luk 8:1-3;
Sabtu 21 September 2024 : Pesta Pesta St. Matius (M) Ef. 4:1-7,11-13; Mat. 9:9-13.
Mingg ke 3 – 22 September 2024 : Hari Minggu Biasa XXV (H) Keb. 2:12,17-20; Mzm. 54:3- 4,5,6,8; Yak. 3:16-4:3; Mrk. 9:30-37.
RENUNGAN Mrk. 8:27-35. “Who am I”
Who am I adalah tema yang sering dipakai untuk retret pengenalan diri. Yesus hari ini bertanya kepada Petrus mengenai dirinya menurut gambaran orang-orang yang ada disekitarnya dan menurut Petrus sendiri. Yesus sebenarnya tidak memerlukan penilaian orang tentang dirinya tetapi kehadiranNya harus punya arti bagi setiap orang yang berjumpa denganNya. Sesuai Injil hari ini, kita dapat mengandaikan ada di antara para murid Yesus. Apakah jawaban kita, atas pertanyaan Yesus, “Tetapi menurut kamu, siapakah Aku ini?” Mungkin dengan mudah kita bisa menjawab, “Yesus, Engkau adalah Tuhanku!” “Engkau sahabatku,” “Engkau pembimbingku,” dll. Namun kiranya Yesus tidak menghendaki jawaban kita hanya sekedar ucapan yang keluar dari mulut. Sebab iman yang sejati tidak hanya menyangkut penghayatan dalam hati, tetapi juga perwujudannya dalam perbuatan (lih. Yak 2:14,18). Jawaban kita mengundang konsekuensi bagi hidup kita. Sebagaimana jawaban Petrus, “Engkaulah Mesias!” Yesus mengundang para murid-Nya untuk menerima kenyataan bahwa sebagai Mesias, Ia memilih jalan penderitaan dan salib, untuk mencapai kemuliaan-Nya. Dan Ia mengundang para murid-Nya untuk menempuh jalan yang sama. “Setiap orang yang mau mengikuti Aku, harus menyangkal diri, memikul salibnya dan mengikut Aku” (Mrk 8:34).
Sudahkah kita menyangkal diri dan memikul salib kehidupan kita dengan hati yang lapang? Sebab menjadi murid Kristus tidak identik dengan bebasnya kita dari permasalahan hidup dan tanggung jawab sesuai dengan panggilan hidup kita masing-masing. Dalam menjalani panggilan hidup kita, Tuhan menghendaki agar kita belajar menyangkal diri atau berkurban demi kasih. Kita pun dipanggil agar rela menanggung penderitaan yang Tuhan izinkan terjadi dalam kehidupan kita. Sebab melalui semuanya itu, Tuhan memurnikan kita dari rasa cinta diri yang berlebihan, dan dari dosa-dosa kita. Oleh karena itu, pergumulan dalam hidup justru adalah kesempatan bagi kita untuk bertumbuh dalam doa dan penyangkalan diri. Orang yang tak mau belajar berkurban dan menyangkal diri, malah sebenarnya menjauh dari Tuhan Yesus. Kalau kita sering merasa lelah, dan lebih sering mengeluh ketimbang bersyukur, mungkin sudah saatnya kita jujur kepada diri sendiri. Sebab itu suatu pertanda kita belum hidup sesuai dengan pengakuan iman kita akan Yesus sebagai Mesias, Tuhan kita. Sebab
semua kesulitan itu sesungguhnya adalah kesempatan untuk menguduskan kita, sehingga kita pantas bersyukur karenanya. Melalui teladan Kristus, kita ketahui bahwa kesempurnaan kasih tidak diperoleh dengan cara yang mudah, namun dengan cara yang cukup melelahkan. Seringkali juga melibatkan keringat dan air mata. Tetapi melalui semuanya itu, Tuhan menghantar kita untuk menemukan arti hidup yang sesungguhnya dan mengalami kebahagiaan yang sejati.