Petugas Liturgi Sabtu-Minggu 5-6 Oktober 2024

October 1, 2024
Petugas Liturgi Sabtu-Minggu 5-6 Oktober 2024

SABTU Sore
17.30 : Koor : Dekanat II Organis : Melisa
Tata Laksana : Limgkungan Santo Yoseph 1

MINGGU Misa I
06.30 : Koor : Wilayah VI Organis : Brigitha
Tata Laksana : Emmanuel 1

MINGGU Misa II
08.30 : Koor : SMP Xaverius 1 Organis : SMP Xaverius 1
Tata Laksana : WKRI Santo Yoseph Palembang

MINGGU Misa III
17.00 : Koor : Wilayah V Organis : Stefani
Tata Laksana : PD. Santo Yoseph Palembang

Saran Lagu: PS: 616; 617, 619, 662, 663, 664, 846,957

Penanggalan Liturgi Minggu Ini

Minggu 29 September 2024 : Hari Minggu Biasa XXVI (H) Bil. 11:25-29; Mzm. 19:8,10,12-13,14; Yak. 5:1-6; Mrk. 9:38-43,45,47-48.
Senin 30 September 2024 : PW St. Hieronimus (P) Ayb 1:6-22; Luk 9:46-50;
Selasa 1 Oktober 2024 : Pesta Santa Teresia dari Kanak-Kanak Yesus, (P) Yes. 66:10-14c atau 1 Kor. 12:31-13:13; Mzm. 131:1,2,3; Mat. 18:1-5.
Rabu 2 Oktober 2024 : PW Para Malaikat Pelindung (P) Kel 23:20-23a; Mzm 91:1-2.3-4.5-6.10-11; Mat 18:1-5.10.
Kamis 3 Oktober 2024 : Hari Bisa (H) Ayb 19:21-27; Luk 10:1-12.
Jumat 4 Oktober 2024 : PW St. Fransiskus dr Assisi (P) Ayb 38:1.12-21; 39:36-38; Mzm 139:1-3.7-8.9-10.13-14ab; Luk 10:13-16;
Sabtu 5 Oktober 2024 : Hari Bisa (H) Ayb 42:1-3.5-6.12-17; Luk 10:17-24.
Minggu ke 3 6 Oktober 2024 : Hari Minggu Biasa XXVII (H) Kej. 2:18-24; Mzm. 128:1-2,3,4-5,6; Ibr. 2:9-11; Mrk. 10:2-16 (Mrk. 10:2-12)

RENUNGAN                     Mrk. 9:38-43,45,47-48. “Bercermin Diri”

Injil Markus hari menceritakan, bahwa murid-murid Yesus tidak berhasil mengusir roh jahat dari seorang anak. Sebaliknya Injil yang sama hari ini (ay. 38-40) berceritera tentang seseorang yang bukan murid Yesus, tetapi berhasil mengusir setan. Maka murid-murid Yesus mau melarang dia, tetapi Yesus tidak memperbolehkan mereka melarangnya! Yesus menegaskan: “Barang siapa tidak melawan kita, ia ada di pihak kita”(ay.40). Timbul pertanyaan: Apa kesalahan murid-murid Yesus, dan bagaimanakah ajaran Yesus yang benar, bila orang ingin menjadi murid-Nya yang sejati?
Ketika mereka bertanya: “Mengapa kami tidak dapat mengusir roh itu?”, Yesus menjawab: “Jenis ini tidak dapat diusir kecuali dengan doa” (ay.28-29). Ternyata pendirian dan sikap yang dimiliki murid-murid dalam melakukan perbuatan mereka tidak seperti diajarkan dan diteladani oleh Yesus Guru mereka! Keberhasilan orang yang bukan murid Yesus, namun mampu mengusir roh jahat, dilihat dan dirasakan oleh murid-murid Yesus sebagai bahaya atau ancaman bagi “status resmi mereka sebagai murid Yesus”.

Status kedudukan, pangkat, jabatan atau apapun bentuknya, bukanlah jaminan atau tanda  kesungguhan keberhasilannya. Sikap murni, jujur, tidak mementingkan diri sendiri dalam melaksanakan tugas, itulah yang ingin disampaikan Yesus kepada murid-murid-Nya. Bukan status kedudukannya! Setiap orang, siapapun, baik resmi sebagai murid Yesus, maupun tidak mengenal Yesus, bila ia bersikap dan berbuat seperti dilakukan oleh Yesus, maka ia sungguh berpihak pada Yesus. “Barangsiapa tidak melawan kita, ia ada di pihak kita”, tegas-Nya! Memiliki status apapun, harus dilengkapi dengan sikap kasih dan kelembutan hati. Yesus tidak marah dan tidak menghalangi apabila ada orang yang memang bukan  murid-Nya, namun dalam  kenyataan dapat mengusir setan atau berbuat baik. “Sesungguhnya, barangsiapa memberi kamu minum secangkir air oleh karena kamu adalah Pengikut Kristus, ia tidak akan kehilangan ganjanrannya” (ay,41).

Ternyata untuk sungguh dapat berpihak pada Yesus, dibutuhkan cermin diri, atau mawas diri. Dalam Injil ternyata Yesus mengajak murid-muird-Nya mawas diri dalam gaya hidup dan pelayanan atau tugas mereka. Yesus berbicara dengan bahasa semit harian yang kasar untuk menegaskan sikapNya terhadap orang-orang yang menjadi batu sandungan bagi sesama, khususnya bagi anak-anak. Namun dibalik bahasa kasar itu Yesus ingin mengajak setiap orang untuk membebaskan diri dari kasih egois. Kasih diri ini begitu kuat, sehingga hanya berputar  mengelilingi dirinya sendiri. Sampai kasih kepada Allah dan sesama tak lagi diperhatikan. Kita sebagai orang yang secara  resmi adalah kristiani, sebagai orang yang telah dibaptis dalam Kristus,  harus berani mengadakan mawas diri. Agama kita sendiri adalah agama yang benar dan baik. Namun kenyataan bahwa kita memeluk agama yang benar, bukanlah dengan sendirinya  kita adalah orang kristiani yang baik. Seperti dahulu murid-murid Yesus menganggap dirinya mampu berbuat segalanya, karena merasa memiliki status resmi sebagai “murid Yesus”, ternyata mereka tidak mampu mengusir roh, dan iri hati bahwa ada orang lain yang bukan murid Yesus, namun berhasil melakukannya. Bahkan ketika Yesus diadil, mereka melarikan diri. Ketika Yesus disalib, kecuali Yohanes mereka tidak tampak.

Leave a Reply


7 + 3 =