RUANG KATEKESE

April 1, 2025
RUANG KATEKESE

MENGENAL MINGGU LAETARE Minggu Prapaskah IV

Masa Prapaskah adalah masa pertobatan, doa, puasa dan amal, dengan warna liturgi ungu. Namun, masa Prapaskah memiliki saatsaat sukacita, di mana warna liturgi berubah dari ungu menjadi merah muda. Saat ini dikenal sebagai “Minggu Laetare”, Minggu Prapaskah IV, yang akan berlangsung pada hari Minggu mendatang. Tapi, tahukah Anda mengapa disebut Minggu Laetare? Minggu Prapaskah keempat disebut demikian karena pada hari itu antifon perarakan masuk perayaan Ekaristi berbunyi, “Laetare, Ierusalem, et Conventum facite omnes qui diligites eam; Gaudete cum laetitia, qui di tristitia fuistis; ut exsultetis, et satiemini ab uberibus consolationis vestrae “(“Bersukacitalah hai Yerusalem, dan berhimpunlah kamu semua yang mencintainya! Bergembiralah dengan sukacita, hai kamu semua yang dulu berdukacita, agar kamu bersorak sorai dan dipuaskan dengan kelimpahan penghiburanmu!”), sebagaimana tercatat dalam Yes 66:10-11.

Perubahan warna liturgi dari ungu ke merah muda menandakan sukacita
pada saat Gereja semakin mendekati hari raya Paskah. Minggu ini juga disebut “Minggu Mawar”, karena pada zaman dahulu, umat Kristen pada hari ini saling memberi mawar. Demikianlah dari sini muncul istilah “Mawar Emas”. Pada abad X lahirlah tradisi “Pemberkatan Mawar”, di mana Bapa Suci, pada hari Minggu Prapaskah IV, berangkat dari Basilika Santo Yohanes Lateran menuju Basilika Salib Suci Yerusalem, yang keduanya terletak di kota Roma. Beliau membawa mawar emas di tangan kirinya sebagai perlambang sukacita karena Paskah sudah semakin dekat. Tangan kanan Paus memberkati kerumunan umat. Setibanya di Basilika Salib Suci Bapa Suci menyerahkan mawar emas itu kepada kepala prefek kota Roma sebagai pengakuan atas segala pelayanannya. Tradisi ini kemudian berkembang dengan mempersembahkan “Mawar Emas” kepada pribadi-pribadi dan penguasa-penguasa yang memiliki hubungan baik dengan Takhta Suci, misalnya pangeran, kaisar, raja dan lain-lain.

Di zaman modern Paus biasanya menyerahkan simbol kasih sayang ini ke tempat-tempat peziarahan yang terkenal. Sebagai contoh, Tempat Peziarahan Bunda dari Fatima Portugal menerima menerima “Mawar Emas” dari Paus Paulus VI pada tahun 1967 dan dari Paus Benediktus XVI pada tahun Minggu ini juga disebut minggu BUNDA. Ada tradisi memberikan bunga mawar (pink / merah) dan perhormatan kepada IBU masing-masing dan GEREJA sebagai Bunda yang melahirkan umat beriman. Tentu saja ada penghormatan kepada Maria sebagai Bunda Gereja. Selain itu ada pula tradisi ziarah dan berdoa ke gereja induk dari Keuskupan masingmasing yaitu KATEDRAL (Mater Ecclesia). Minggu Prapaskah IV juga disebut Minggu ROTI. Bacaan Injil bisa diganti dengan kisah Mukjijat Pergandaan ROTI atau Yesus sebagai ROTI HIDUP sebagai katekese bagi calon baptis yang akan menerima sakramen inisiasi pada malam Paskah. Oleh karena itu di dalam keluarga Katolik ada menu Khusus: ROTI SIMNEL. Roti yang diisi di dalamnya banyak bahan buah-buahan sebagai pengganti daging karena sedang pantang daging. Sebagai topping roti ditaburi gula halus warna putih.

Kita memang selayaknya bersukacita karena kita telah melewati
separuh Masa Prapaskah. Kita diharapkan telah mengalami perjumpaan
dengan Allah melalui peristiwa dan upaya-upaya kita menyediakan diri
untuk mendengarkan SabdaNya dalam berbagai refleksi yang kita jalani.
Hal yang menjadi alasan mendasar kita bersuka cita dirumuskan dengan
jelas dan lugas namun indah oleh St. Yohanes dalam Injilnya yang
menyarikan pesan pokok Injilnya: “Begitu besar kasih Allah akan dunia ini,
sehingga Ia telah mengaruniakan Anak-Nya yang tunggal, supaya setiap
orang yang percaya kepada-Nya tidak binasa, melainkan beroleh hidup
yang kekal. Sebab Allah mengutus Anak-Nya ke dalam dunia bukan untuk
menghakimi dunia, melainkan untuk menyelamatkannya” (Yohanes 3:16-
17). Pertanyaannya apakah kita sungguh telah mengalami betapa Allah
mengasihi kita secara pribadi. Karena tergerak oleh pengalaman kasih
itulah, kita pun dimampukan membaharui diri bukan karena takut atau
terpaksa, melainkan buah dari pengalaman kasih. Semoga kita masing-masing boleh mengalami kasih Allah yang nyata, sehingga menghasilkan
pembaharuan hidup dan suka cita Injili. Kiranya Bunda Maria, Bunda
Gereja, Bunda kita semua, senantiasa menyertai kita dalam langkah

Kita memang selayaknya bersukacita karena kita telah melewati separuh Masa Prapaskah. Kita diharapkan telah mengalami perjumpaan dengan Allah melalui peristiwa dan upaya-upaya kita menyediakan diri untuk mendengarkan SabdaNya dalam berbagai refleksi yang kita jalani.
Hal yang menjadi alasan mendasar kita bersuka cita dirumuskan dengan
jelas dan lugas namun indah oleh St. Yohanes dalam Injilnya yang
menyarikan pesan pokok Injilnya: “Begitu besar kasih Allah akan dunia ini,
sehingga Ia telah mengaruniakan Anak-Nya yang tunggal, supaya setiap
orang yang percaya kepada-Nya tidak binasa, melainkan beroleh hidup
yang kekal. Sebab Allah mengutus Anak-Nya ke dalam dunia bukan untuk
menghakimi dunia, melainkan untuk menyelamatkannya” (Yohanes 3:16-
17). Pertanyaannya apakah kita sungguh telah mengalami betapa Allah
mengasihi kita secara pribadi. Karena tergerak oleh pengalaman kasih
itulah, kita pun dimampukan membaharui diri bukan karena takut atau
terpaksa, melainkan buah dari pengalaman kasih. Semoga kita masingmasing boleh mengalami kasih Allah yang nyata, sehingga menghasilkan pembaharuan hidup dan suka cita Injili. Kiranya Bunda Maria, Bunda Gereja, Bunda kita semua, senantiasa menyertai kita dalam langkah-langkah pembaharuan hidup kita. ****

Serba-Serbi

Menghayati Hidup Sebagai Anggota Gereja Dalam Semangat Jemaat Perdana Kis 2: 41-47

Jemaat perdana adalah orang-orang yang menerima pengajaran para
rasul dan memberi dirinya dibaptis. Mereka hidup dalam suatu
komunitas atau persekutuan yang jumlahnya semakin hari semakin
bertambah. Sebagai komunitas, mereka membangun relasi
persaudaraan dengan semangat sehati sejiwa. Gereja bertekun dalam pengajaran para rasul dan dalam persekutuan. Mereka selalu mengupayakan untuk berkumpul gunamemecahkan roti dan berdoa. Mereka hidup dalam persatuan yang kuat yang terwujud dalam semangat mau berbagi (kepunyaan mereka adalah kepunyaan bersama, mau menjual harta miliknya untuk dibagi kepeda sesama sesuai keperluan).
Cara hidup ini disenangi banyak orang, maka mereka diberkati Tuhan
dengan menambah jumlah mereka melalui orang yang diselamatkan.
Cara hidup jemaat perdana ini hendaknya tetap menjadi cara hidup
jemaat kristiani sampai saat ini di mana pun mereka berada. Setiap orang yang sudah dibaptis hendaknya bergabung dengan sesama lain yang sudah dibaptis dengan membentuk suatu persekutuan atau komunitas yang disebut lingkungan.

Melalui komunitas lingkungan ini diharapkan orang yang yang sudah
dibatis bisa berkembang dalam rahmat baptisannya dan bisa
mengaktualisasikan rahmat baptisannya dengan memberikan dirinya
bagi orang lain. Melalui komunitas lingkungan diharapkan orang-orang yang sudah dibaptis mau saling membagikan kasih dalam wujud saling membantu dan meneguhkan dalam Tuhan. Kasih hendaknya menjadi yang utama dalam kehidupan pesekutuan kristiani. Seperti jemaat perdana mewujudkan kasih melalui kesediaan untuk berbagi, demikian juga komunitas kristiani saat ini diharapkan untuk mewujudkan kasih itu melalui kesediaan untuk berbagi.

Berbagi berarti mau menyumbangkan kekayaan atau bakat yang
adalah anugrah Tuhan untuk kemajuan lingkungan dan membantu
orang lain yang membutuhkan. Karena Tuhan memberi kekayaan
atau bakat kepada kita supaya kita juga memberi kepada orang lain.
Kasih hendaknya diperdalam dengan memahami ajaran Tuhan
seperti telah diajarkan oleh para rasul. Kasih hendaknya juga
diperteguh dengan memahami Sabda Tuhan dan mempersatukan diri
dengan Kristus melalui perayaan Ekaristi. Maka orang yang sudah dibaptis seharusnya selalu berusaha untuk belajar dalam rangka menekuni ajaran iman dan sabda Tuhan baik secara pribadi maupun dalam kebersamaan di lingkungan. Orang yang sudah dibaptis hendaknyajuga selalu bersatu bersatu dalam doa dan perayaan Ekaristi dengan anggota Gereja yang lain
baik di lingkungan maupun di paroki. Karena dari situlah orang sudah
dibaptis akan mendapat kekuatan dan bisa mewujudkan hakekatnya
sebagai persekutuan. Semoga semangat jemaat perdana menjadi semangat kita semua untuk membangun persekutuan kristiani, sehingga kehadiran kita di tengah masyarakat disenangi banyak orang.

Leave a Reply


3 + 6 =