Rendahkan Diri Kita Di Hadapan Tuhan Agar Mengalami Kasih, Penyembuhan Dan Pemulihan

April 14, 2025
Rendahkan Diri Kita Di Hadapan Tuhan Agar Mengalami Kasih, Penyembuhan  Dan Pemulihan

Masa Pra Paskah 2025 sudah sampai pada Minggu kelima, Sabtu dan Minggu, 5-6 April 2025 dan RD. Yohanes Agung Apriyanto memimpin Perayaan Ekaristi pukul 08.30 Wib, Minggu 6 April 2025.

Dalam homilinya Romo Agung mengajak umat untuk merenungkan karena belakangan ini di media sosial kita melihat ada sesuatu yang ramai oleh fenomena, orang-orang yang secara terbuka menyatakan meninggalkan iman Kristiani. Banyak reaksi muncul dari berbagai pihak, ada yang marah, ada yang kecewa, bahkan juga tidak sedikit yang menghujat. Beberapa orang bahkan menyebut mereka yang meninggalkan iman Kristiani itu dengan berkata Yudas, itu ditujukan kepada orang-orang yang keluar dari iman Kristiani seolah-olah memberikan cap dan vonis kepada mereka seperti Yudas.

Di satu sisi memang kita tidak membenarkan tindakan meninggalkan iman kepada Yesus, apalagi jika hal itu dilakukan demi keuntungan pribadi, menarik simpati orang lain atau demi popularitas bahkan demi jabatan. Namun di sisi lain, kita juga tidak seharusnya menghujat dan menghakimi orang tersebut dengan kata-kata hinaan dan kebencian. Alangkah lebih bijak jika kita menanggapi fenomena ini dengan doa dan bela rasa, mungkin dengan mencoba berdialog dalam kasih atau setidaknya mendoakan mereka yang sedang mengalami pergumulan dalam iman.

Kita sebagai orang beriman juga harus mawas diri, melihat diri kita masing-masing, melihat diri kita sendiri. coba kita bertanya, siapa diantara kita yang tidak pernah ragu? Siapa yang tidak pernah menjauh dari Tuhan? Entah karena kesibukan, entah karena keletihan batin, atau godaan duniawi dan lain-lain. Mungkin kita juga tidak menyatakannya secara terang-terangan tetapi, bukankah kita pun pernah menyakiti hati Tuhan dengan bentuk lain? Meskipun bukan dengan berarti meninggalkan Tuhan secara terang-terangan, tentu semua orang pernah mengalami itu, maka kita perlu mawas diri sebelum menghujat orang lain.

Tuhan melihat kelemahan dan kesalahan orang lain memang sangatlah mudah dibandingkan dengan melihat kelemahan yang ada pada diri sendiri, kesalahan atau dosa kita sendiri. Justru karena itulah Tuhan Yesus mengundang kita dalam masa Prapaskah ini untuk masuk ke dalam pertobatan yang sejati, bukan dengan cara menunjuk dosa orang lain, tetapi dengan membuka hati terhadap rahmat pengampunannya. Yesus membuka pintu pertobatan dan mengulurkan tangan kasih dan inilah wajah sejati dari belas kasih Allah, penuh belas kasih, lambat untuk marah, dan kaya akan rahmat 

Santo Paulus mengajak kita untuk meninggalkan semua yang menghambat  dari kristus dan berlari ke depan untuk mengejar panggilan surgawi. Mari kita memanfaatkan masa Pra Paskah ini sebagai waktu rahmat untuk bertobat bukan menghakimi orang lain, kita menjadi seperti Yesus menghadirkan kasih, belas kasih dan harapan bagi mereka yang jatuh dan mereka yang tersesat serta dalam kesadaran diri sebagai orang yang berdosa, kita merendahkan hati, merendahkan diri kita di hadapan Tuhan yang Maha Rahim agar kita mengalami kasihnya dan mengalami penyembuhan  serta pengalami pemulihan dari Allah yang berbelas kasih.

Leave a Reply


2 + 8 =