Menjadi Manusia Hangat, Penuh Dengan Semangat Paskah Dan Pengampunan

April 28, 2025
Menjadi Manusia Hangat, Penuh Dengan Semangat Paskah Dan Pengampunan

Gereja merayakan Pesta Kerahiman Ilahi  yang menjadi tempat pelindungan dan tempat bernaung bagi segenap jiwa-jiwa teristimewa pada pendosa yang malang. Semoga hidup kita juga dibersihkan dari segala dosa-dosa, sehingga hidup kita menjadi sarana berkah bagi banyak orang. Umat Paroki Santo Yoseph Palembang mengadakan Perayaan Minggu Kerahiman Ilahi pada Minggu Paskah kedua, 27 April 2025 pukul 08.30 Wib yang dipimpin oleh RD. Hyginus Gono Pratowo didampingi oleh RD. Gunadi. Diawali dengan perarakan Gambar Yesus Kau Andalanku dan pelayan liturgi masuk ke dalam Gereja. Kemudian Romo Gono memberkati dan mendupai Gambar Yesus Kau Andalanku, serta memberkati Gambar yang dipegang oleh umat.

Dalam homilinya Romo Gunadi mengatakan mengakhiri Oktaf Paskah, Yesus menghendaki ditutup dengan Hari Minggu Kerahiman, sebuah ungkapan belas kasih Allah yang tidak pernah akan habis. Dia yang sudah mengalahkan kematian akan menyertai hidup kita selamanya. Tidak ada keraguan lagi kita tentang itu. Maka bagaimana kemudian kita mengalami belas kasih Allah, Kerahiman Allah. Hari ini sebagai puncak Pesta Paskah kita, penghujung Pesta Paskah kita. Alah melimpahkan menu kerajaan surga sepenuhnya.

Sampai akhir, Allah menyediakan bahkan lebih dari menu-menu sebelumnya. Dalam Oktaf Paskah, kita diberi menu oleh Tuhan untuk Pesta Paskah kita. Di hari pertama, di Jumat Agung. Yesus memaparkan menu, ampunilah semua orang berdosa. Kita melepas semua orang yang pernah menyakiti kita, mengecewakan kita. Tetapi itulah yang terjadi di Jumat Agung, menu yang paling pertama diminta, lepaskan, bebaskan dirimu. Tuhan butuh perias, butuh orang yang mendandani kita supaya kita berpakaian surgawi, merekalah imam, biarawan-biarawati yang menghiasi kita sebagai umat beriman. Mereka yang menjadi saluran rahmat kita untuk mengucapkan kembali janji baptis. 

Paus kita yang baru saja dipanggil Tuhan, kita bukan manusia biasa, kita tidak boleh hidup biasa-biasa saja karena Tuhan mengasihi kita, kita diberi kekuatan kebangkitan, harus hidup dalam luar biasanya, Kristus. Panggilan untuk kita menjadi saksi, mengenalkan Yesus, mengenalkan cinta Yesus yang hidup di dalam diri kita. Mari saat ini kita melimpahkan belas kasih, tindakan tidak mampu, perkataan bahkan senyum terhadap orang yang kita tidak nyaman maka berdoalah. Hukum Gereja di kanon terakhir disebutkan, semua ini diatur untuk keselamatan jiwa-jiwa, mari kita berjuang di dalam keluarga.

Mari kita berjuang bagaimana terhadap mertua, terhadap menantu, terhadap cucu, terhadap anak-anak. Keluarga besar kita, pertama-tama mereka harus mengenal Tuhan Yesus, bagaimana mereka bisa melihat Yesus kalau kita tidak menampakkannya. Bagaimana mereka mengenal Bunda Maria yang sudah diserahkan Yesus kepada kita, kalau bukan dari Ibunya sendiri. Melepaskan semua prinsip hidup kita, menggantikannya dengan Tuhan, biarlah kasihmu merajai hidupku maka kita belajar untuk rendah hati, memiliki jiwa anak-anak. Kekuatan iman inilah yang menjadi kekuatan, melahirkan kerendahan hati. Lalu jiwa yang secara khusus menghormati dan memuliakan kerahiman.

Kerahiman adalah Trihari Paskah untuk kita semua, karena hari ini tidak pernah bisa diputus dari Trihari Paskah yang menghormati dan memuliakan Kerahiman Allah. Mari kita melihat lagi, apa keistimewaan orang-orang yang hidup di sekitar kita, puji mereka. Gunakan hal baik di dalam diri orang-orang di sekitar kita untuk kita juga menyalurkan kasih Tuhan dan buang jauh-jauh segala kekurangan hidup mereka. Karena tidak ada gunanya bahkan akan membusuk di dalam pikiran dan hati kita, jiwa yang dipenjara di Purgatorium.  Maka kita datang kepada Yesus dan mendoakan saudara-saudari kita, mungkin orang itu sudah meninggal tetapi kita masih punya perasaan tidak nyaman. Berdoa untuk mereka, menjadi tanda kasih dan terakhir. 

Jangan lagi tidak percaya kita semua dipanggil untuk mengalami kasih Tuhan untuk mengalami kebangkitan Tuhan, itu tanda kuat. Tinggalkan hidupmu yang lalu, kekelaman hidupmu, kekeringan hidupmu, kebekuan hidupmu dan sekarang bangkit. Menjadi manusia yang hangat, penuh dengan semangat Paskah, penuh dengan semangat pengampunan. Jangan lagi suam-suam kuku, Yesus tidak akan pernah meninggalkan kita, inilah yang akan memberkati  sepanjang hidupmu. 

Pesta Kerahiman Ilahi ditetapkan secara resmi dalam Gereja, tergerak oleh permenungan akan Allah sebagai Bapa yang Maharahim, maka Bapa Suci Yohanes Paulus II menghendaki agar sejak saat ditetapkannya, Minggu Paskah kedua sebagai Minggu Kerahiman Ilahi. Hal ini  dimaklumkan pada tanggal 30 April 2000 tepat pada hari kanonisasi Santa Faustina Kowalska. Paus Yohanes Paulus kedua memberikan tugas kepada para imam yang tercantum dalam “Dekrit  Penitensiary Apostolik 29 Juni 2002” untuk memberikan penjelasan kepada umat Katolik mengenai Minggu Kerahiman Ilahi.

Leave a Reply


7 + 6 =