PESAN NATAL 2015 PASTOR PAROKI SANTO YOSEPH PALEMBANG, RD. LAURENTIUS RAKIDI

December 24, 2015
PESAN NATAL 2015 PASTOR PAROKI SANTO YOSEPH PALEMBANG, RD. LAURENTIUS RAKIDI

PESAN NATAL 2015, RD. LAURENTIUS RAKIDI

PASTOR PAROKI SANTO YOSEPH PALEMBANG

rm rakidi 1

HIDUP BERSAMA SEBAGAI KELUARGA ALLAH

(Tema Natal PGI/KWI th.2015)

Tema Natal 2015 ini bermaksud :

  1. Mengingatkan kembali akan keluhuran panggilan hidup berkeluarga. Bahwa panggilan hidup berkeluarga bukan sekedar tuntutan sosiologis-kemasyarakatan tetapi merupakan suatu pilihan terhadap panggilan hidup yang sejak semula memang direncanakan oleh Allah (bdk. Kej 2:18-26). Sesuatu yang telah direncanakan oleh Allah dengan sendirinya dimaksudkan untuk kebaikan. Maka hidup berkeluarga sebagai suatu pilihan hidup sudah dengan sendirinya dimaksudkan untuk mencapai kebaikan, yakni untuk membawa pria dan wanita dan keturunannya yang bersatu dalam keluarga supaya semakin menjadi baik dan akhirnya menjadi sempurna. Dengan ini diharapkan masing-masing anggota keluarga:
  • memberikan yang terbaik dari dirinya untuk kebaikan anggota keluarga
  • mau saling menerima, menghargai, menyesuaikan/melengkapi, mau berkorban dan mau saling memaafkan bila ada kesalahan
  • menggunakan aneka tawaran pembinaan dan penyegaran supaya selalu mendapatkan pencerahan dalam menekuni panggilan hidup berkeluarga.
  1. Mengingatkan bahwa keluarga-keluarga kristiani hidup dalam kebersamaan dengan keluarga lain. Dengan ini berarti keluarga-keluarga kristiani hidup tengah perbedaan. Dan di tengah perbedaan atau pluralitas ini, keluarga Katolik diharapkan bisa menjadi pelopor untuk menumbuhkembangkan keharmonisan. Keharmonisan ini akan bertumbuh dan berkembang kalau masing-masing keluarga mendasarkan hidupnnya pada semangat belas kasih.

Sekarang ini kita sedang diajak untuk menekuni Tahun Belas Kasih. Dengan Tahun Belas Kasih ini, keluarga kristiani diajak untuk mewarnai hidupnya dengan semangat belas kasih dalam membangun relasi dengan keluarga-keluarga lain yang berbeda baik suku, budaya maupun agama. Dengan semangat belas kasih berarti keluarga kristiani dalam kehidupannya tidak hanya mementingkan diri sendiri, tetapi juga memikirkan kepentingan keluarga lain meski berbeda suku, budaya maupun agama. Keluarga kristiani diajak untuk memelihara kerukunan dan persaudaraan di tengah perbedaan yang ada berdasarkan belas kasih Allah.

  1. Mengingatkan bahwa keluarga kristiani hidup dalam satu rumah bersama yakni bumi – Ibu Pertiwi yang menjadi tempat kita untuk mendapatkan sumber kehidupkan. Dengan ini keluarga kristiani diajak untuk menjadi pelopor memelihara dan mengelola ibu pertiwi sehingga bisa dimanfaatkan untuk kepentinngan bersama, bukan untuk orang tertentu atau kelompok tertentu saja.

Keluarga kristiani dalam kerjasama dengan keluarga lain diajak untuk menghentikan aneka bentuk pengrusakan dan eksploitasi alam yang tidak memikirkan kepentingan generasi penerus. Keluarga kristiani diajak untuk membuat alam menjadi hijau kembali….; dan lalu bisa menjadi tempat yang menyejahterakan seluruh umat manusia yang mendiaminya. Sebagai keluarga Allah yang tinggal dalam “satu rumah” kita semua diajak untuk saling berbagi dengan mengutamakan prinsip keadilan dan kesejaahteraan bersama.

Semoga Natal tahun ini, dengan pesan-pesannya yang terkandung dalam tema Natal memberi pencerahan kepada kita semua, sehingga kita semakin memahami apa yang baik yang harus kita lakukan untuk kebaikan keluarga kita masing-masing, untuk kebaikan bersama dengan keluarga lain dan untuk kebaikan ibu pertiwi yang menjadi rumah kita bersama. Semoga demikian.

Leave a Reply


3 + 1 =