Petugas Liturgi Sabtu-Minggu Tgl. 1 – 2 Maret 2025

February 22, 2025
Petugas Liturgi Sabtu-Minggu Tgl. 1 – 2 Maret 2025

Sabtu Sore
17.30 : Koor : PS Rejoice Organis : Maggie
Tata Laksana : Lingkungan Santa Bernadeth

Minggu Misa I
06.30 : Koor Wilayah I Organis : Brigitha
Tata Laksana : Lingkungan Santo Blasius

Misa MIinggu II

08.30 : Koor : SMA Xaverius 1 Organis : SMA Xaverius 1
Tata Laksana : Waberkat

Minggu Misa III
17.00 : Koor : Lingkungang Santa Lucia Organis : Lala
Tata Laksana : Lingkungan Santa Theresia

Saran Lagu : PS: 323, 380, 541, 647, 697, 829, 963

Penanggalan Liturgi Minggu Ini

Mg23 FebHari Minggu Biasa VII 1Sam. 26:2,7-9,12-13,22-23; Mzm. 103:1-2,3-4,8,10,12-13; 1Kor. 15:45-49; Luk. 6:27-38
Sn24 FebHari Biasa (H) Sir. 1:1-10; Mzm. 93:1ab,1c-2,5; Mrk. 9:14-29
Sl25 FebHari Biasa (H) Sir 2:1-11; Mzm. 37:3-4,18-19,27-28,39-40; Mrk. 9:30-37
Rb26 FebHari Biasa (H) Sir. 4:11-19; Mrk. 9:38-40.
Km27 FebHari Biasa (H) Sir. 5:1-8; Mzm. 1:1-2,3,4,6; Mrk. 9:41-50
Jm28 FebHari Biasa (H) Sir. 6:5-17; Mzm. 119:12,16,18,27,34,35; Mrk. 10:1-12
Sb01 MarHari Biasa (H Sir. 17:1-15; Mzm. 103:13-14,15-16,17-18a; Mrk. 10:13-16.
Mg3   02 MarHari Minggu Biasa VIII Sir. 27:4-7; Mzm. 92:2-3.13-14.15-16; 1Kor. 15:54-58; Luk. 6:39-45.

RENUNGAN    (Luk. 6:27-38) Hukum Pembalasan dan Mencintai Musuh

Lukas dalam perikop ini masih mengisahkan bagaimana  Yesus masih melanjutkan pengajaran-Nya berkaitan dengan kehidupan yang menghantar seseorang menuju pada kesempurnaan. Melalui perikop ini disampaikan pengajaran Yesus tetang Hukum Pembalasan dan Mencintai Musuh.

Hukum Pembalasan. Kita  tahu bahwa dalam Perjanjian Lama berlaku hukum pembalasan: mata ganti mata, gigi ganti gigi. Memang hukum ini dibuat dalam rangka untuk membatasi pembalasan. Orang boleh membalas perbuatan jahat tetapi tidak boleh melebihi kejahatan yang diterimanya. Mata ganti mata, gigi ganti gigi: tidak boleh membalas pembalasan atas kejahatan tetap tidak berlaku. Kejahatan tidak boleh dibalas dengan kejahatan. Yesus menyempurnakan hukum Perjanjian Lama ini dengan tidak boleh mengambil alih kejahatan dari para musuh. Kalau kita tetap mengambil alih kejahatan para musuh apa bedanya kita dengan mereka. Kita juga menjadi jahat seperti mereka. Lalu di mana mutu atau keunggulan kita sebagai murid Kristus. Maka Yesus menyempurnakan hukum itu, bukan hanya membatasi pembalasan, tapi memang tidak boleh membalas, atau malahan disuruh untuk melakukan kebaikan kepada mereka yang telah berbuat jahat kepada kita. Hukum Kristus ini memang luar biasa. Kalau semua  orang di dunia ini sungguh melaksanakannya, maka tidak akan ada kejahatan. Mari kita laksanakan hukum Kristus ini supaya semakin berkurang kejahatan di dunia.

Mencintai Musuh. Aneh rasanya kalau kita diminta untuk mencintai musuh. Tapi akan luar biasa faedahnya kalau sungguh dilaksanakan. Yesus hari ini dalam kotbahnya, menekankan pentingnya mengampuni orang yang bersalah kepada kita bahkan juga mengampuni musuh kita. “apa gunanya jika hanya mencintai orang yang mencintai kita, kalau kita hanya mencintai orang yang mencintai kita, orang jahat pun bias melakukan hal demikian.” Pesan-Nya kejahatan dengan berlebihan. Tapi bagi Yesus hukum pembatasan lagi “hendaklah kamu berbelas kasih, seperti Bapamu berbelas kasih.” Yesus sendiri telah menghidupi dan menjalankan semangat ini. Kita mengakui dan menyadari bahwa mengampuni bukanlah hal yang mudah, terlebih bila sakit yang diakibatkan oleh kesalahan itu sungguh menusuk hati kita yang mendalam. Ketika kita sungguh sakit hati karena perbuatan orang itu,  kita sulit untuk menerima kembali orang itu. Acap kali kita cenderung untuk tidak mengampuni, menjauhi,dan bahkan kita justru tidak mau bertemu lagi dengan orang yang kita anggap bersalah kepada kita. Betapa kita terlalu mudah untuk mengingat kesalahan orang, mencari kesalahan orang, dan sulit melupakannya.

Mengampuni membutuhkan latihan. Perlu dimulai dengan hal-hal yang kecil yang kita alami setiap hari. Mengampuni memerlukan kepercayaan bahwa orang yang bersalah kepada kita akan berubah lebih baik dan berkembang. Terlebih mengampuni memerlukan keyakinan bahwa kita sendiri hidup dari pengampunana Tuhan. Sebagai murid Kristus, mari kita mencintai bukan hanya anggota sebangsa atau seagama,  tapi semua orang tanpa terkecuali, bahkan musuh bila ada, karena bagaimana pun mereka juga ciptaan Tuhan. Tuntutan baru ini memang tidak berdasar pada kodrat manusiawi, tapi kodrat ilahi yang dicontohkan oleh Allah sendiri kepada manusia supaya diteladani, sehingga membuat kehidupan manusia menjadi semakin baik, tidak semakin terpuruk dalam kodrat manusiawinya.  ***Semoga***

Leave a Reply


4 + 1 =