Marilah Kita Menghayati dan Mewartakan Kasih Pengampunan

April 1, 2025
Marilah Kita Menghayati dan Mewartakan Kasih Pengampunan

Minggu Laetare atau Minggu Sukacita dirayakan umat Paroki Santo Yoseph Palembang pada Perayaan Minggu Pra Paskah keempat, Minggu 30 Maret 2025 pukul 08.30 Wib yang dipimpin oleh RD. Hyginus Gono Pratowo. Pada kesempatan ini juga dilakukan penyegaran janji perkawinan bagi empat pasutri yang merayakan ulang tahun perkawinannya pada bulan Maret.

Dalam homilinya Romo Gono mengajak umat a untuk merenungkan tiga tokoh yang ada dalam Injil hari ini, yang pertama adalah anak bungsu yang berfoya-foya, yang kedua adalah anak sulung yang merasa setia pada Bapaknya dan  yang ketiga adalah Bapak yang baik hati, yang penuh dengan belas kasih, kiranya masing-masing dari kita dapat bercermin pada tiga tokoh ini.

Yang pertama adalah anak bungsu atau anak yang hilang, mungkin kita pernah seperti anak bungsu yang telah berfoya-foya, memuaskan diri dengan kekayaan yang telah kita miliki. Marilah dengan besar hati, kita mengakui dosa-dosa kita, tidak perlu malu minta maaf kepada sesama, maupun mengakukan dosa secara pribadi kepada imam, tidak ada kata terlambat untuk bertobat. 

Yang kedua, anak sulung, rasanya kebanyakan dari kita merasa diri seperti anak sulung, nampak dengan setia dan taat dalam bekerja maupun hidup bersama. Tetapi mungkin dalam hati yang sebenarnya yang dicari adalah ujian untuk menyombongkan diri bahwa dirinya orang yang baik dan hebat. Tidak merasa dan tidak menghayati bahwa semuanya itu dapat terjadi karena kasih karunia Allah melalui sesama kita, melalui pasangan hidup kita, melalui orang tua, kakak adik, sahabat dan kenalan atau rekan-rekan kerja. Dengan kata lain, menjadi seperti anak sulung adalah seperti orang Farisi yang tak tahu terima kasih dan bersyukur, pada umumnya mengasingkan diri alias kurang pergaulan, hanya bergaul dengan orang-orang tertentu saja. 

Perasaan dan penghayatan macam itulah yang menjadi akar kesombongan atau dosa. Orang sombong memang tidak mau menyatu dengan teman-teman atau sahabat-sahabatnya melainkan selalu menyendiri. Orang yang demikian memang sulit menyadari diri sebagaimana yang berdosa. Padahal cara hidup atau cara bertindaknya tidak menjadi batu sandungan bagi sesamanya dengan kata lain, ia telah menyebabkan orang lain berdosa.  Misalnya, sering membicarakan orang lain ngerasani atau ngerumpi untuk menyebarkan kejelekan-kejelekan orang lain. Cara hidup atau cara pertindak ini pada umumnya terjadi pada orang yang dewasa, senior, pemimpin atau atasan, orang yang pandai, orang yang berkedudukan, orang yang berpangkat dan lain sebagainya. 

Yang ketiga adalah Bapak yang penuh belas kasih dengan gembira, dengan hati dan tangan terbuka menyambut anak yang hilang pulang kembali.  Memang merupakan gambaran Allah yang Maha Pengasih dan Maha Pengampun, sebagai umat beriman pada Yesus Kristus, kiranya kita semua dipanggil untuk menjadi gambar Allah yang pengasih dan penyayang.

Cinta mengalahkan kebencian, ampun menaklukkan balas dendam dan saling kasih mengenyahkan perselisihan. Kasih pengampunan merupakan ciri khas hidup iman Kristiani. Iman pada Yesus Kristus, maka marilah kita hayati,  kita wartakan kasih pengampunan dalam hidup kita sehari-hari, dimanapun dan kapanpun kita berada. 

Bagi pasutri yang pada bulan ini merayakan ulang tahun perkawinan, anda disatukan dalam kasih, maka dalam kasih itulah ada pengampunan, ada yang 22 tahun, ada yang 25 tahun, saya yakin dalam waktu itu juga pernah ada perselisihan. Maka kekuatan untuk tetap mempertahankan cinta Anda adalah pengampunan. Jadilah orang tua yang menjadi contoh bagi anak-anak yang bisa mengampuni. Jadilah orang tua yang menjadi teladan bagi anak-anak yang bisa saling mengasihi, memaafkan, tidak membicarakan kejelekan pasangan kepada orang lain, tetapi kejelekan pada pasangan adalah menjadi rahasia keluarga.

Keunggulan dalam pasangan itulah yang menjadi kekuatan dalam keluarga, maka mari syukuri atas rahmat Allah yang boleh Anda alami, yang boleh Anda terima sepanjang beberapa tahun sampai pesta perak. Mungkin cita-cita kita tidak hanya sampai perak, mungkin bisa nanti menjadi 40 tahun, 50 tahun dan seterusnya.

Saya tetap yakin dan percaya ketika keluarga memperjuangkan pengampunan, dalam keluarga dibiasakan saling mengampuni, saling mendoakan satu dengan yang lain, maka keluarga Anda tetap  utuh, hanya maut yang bisa memisahkan, semoga kasih Tuhan senantiasa tinggal dan hidup dalam keluarga kita.

Upacara penyegaran janji perkawinan diawali dengan pemanggilan pasutri untuk berdiri di depan Altar dan mengucapkan janji perkawinannya. Kemudian Romo Gono memberkati pasutri dan memerciki dengan air suci, selanjutnya pasutri diberikan bunga mawar dan bingkisan, serta memberikan sertifikat bagi dua pasutri yang merayakan pesta perak perkawinan, yaitu : Yunus Jaya & Louisa Shinta (Lingkungan Santa Bernadeth) dan Jon Simon & Advensia Nilawati Kusuma (Lingkungan Santo Titus).

Nama-nama pasutri yang merayakan ulang tahun perkawinan bulan Februari 2025

1. Ardy & Yuliana Chandra (Lingkungan Santo Yohanes), HUT Perkawinan ke 14, Tgl. 6 Maret 2011

2. Petrus Jeddy Suparman & Maria Felicia Nurlaila Kohar (Lingkungan Emmanuel 3), HUT perkawinan ke 22, Tgl. 2 Maret 2003

3. Yunus Jaya & Louisa Shinta (Lingkungan Santa Bernadeth), HUT Perkawinan ke 25, Tgl. 5 Maret 2000

4. Jon Simon & Advensia Nilawati Kusuma (Lingkungan Santo Titus), HUT Perkawinan ke 25, Tgl. 5 Maret 2000

Leave a Reply


5 + 7 =