Kenapa kehadiran fisik Paus Fransiskus sangat penting untuk Indonesia? Kardinal Mgr. Ignatius Suharyo menyatakan, jawabannya sederhana sekali, seperti anak mengharapkan kehadiran seorang Bapa, demikian juga umat Katolik di Indonesia mengharapkan kehadiran pimpinannya. Kalau dilihat dalam konteks yang lebih luas, Indonesia, ada beberapa hal yang bisa dilihat, Indonesia itu mempunyai hubungan yang sangat baik dengan Vatikan sejak lama.
Tahun 1947, sudah ada perwakilan Vatikan di Indonesia sekarang hubungannya menjadi Kedutaan Besar. Kalau pernah mengingat film Sugiyopranoto yang diputar pada tahun 2012, itu kita melihat Sugiyopranoto sedang menulis permintaan kepada pimpinan Gereja Katolik di Vatikan agar secepatnya mengakui kemerdekaan Indonesia. Vatikan adalah salah satu dari beberapa negara yang pertama-tama mengakui kemerdekaan Indonesia dan kedatangan Paus tapi ini yang ketiga kalinya hal ini meneguhkan hubungan baik antara kedua negara, Indonesia dan Vatikan. a Paus juga ingin meneguhkan perkembangan Gereja Indonesia.
Jadi semboyan Faith, Fraternity dan Compassion adalah usul dari Konferensi Wali Gereja Indonesia yang merupakan cermin dari dinamika kehidupan Gereja Indonesia, berusaha bertumbuh di dalam iman, dan salah satu indikator dari iman adalah persaudaraan. Manusia seperti apapun dia, adalah citra Allah. dinamikanya adalah iman membuahkan persaudaraan yang bermacam-macam lintas agama dan mendorong bela rasa dan gerakan, semoga semakin tumbuh gerakan-gerakan yang menjadi tanda pengharapan.
Yang sangat menarik dan diusahakan untuk menjadi dikenal semakin luas, termasuk terkenal di seluruh dunia, adalah cita-cita bangsa Indonesia untuk hidup di dalam harmoni. Simboliknya adalah Mesjid Istiqlal dan Katedral Jakarta. Kalau kita melihat, ingat kembali sejarah bangsa kita, sejarah berdirinya Mesjid Istiqlal, pada waktu direncanakan tempatnya mana, Presiden Soekarno dan Muhammad Hatta pada waktu itu berdiskusi di mana mesjid negara akan didirikan. Muhammad Hatta memilih tempat yang ada penduduknya, supaya mesjidnya kalau didirikan ada yang datang. Soekarno tidak, ia memilih yang sekarang ini, mendirikan Mesjid Negara di tempat yang tidak ada penduduk, alasannya salah satunya adalah supaya Mesjid Istiqlal berdampingan dengan Katedral. Ini bukan kebetulan, tetapi ditentukan, dipilih dengan sadar karena simbolik ini menandakan kehidupan harmonis, cita-cita hidup harmoni di Negara Kesatuan Republik Indonesia itu.
Paus ingin menghargai negara, bangsa kita dan tentu saja komunitas-komunitas lintas agama, menghargai dan mendorong supaya persaudaraan seperti ini terus dirawat dan dikembangkan, secara khusus, Vatikan ingin belajar banyak mengenai Islam di Indonesia. Oleh karena itu, seringkali kalau ada acara di Vatikan, pemimpin-pemimpin Islam Indonesia banyak diundang dan diharapkan berbicara. Karena Islam di Indonesia itu berbeda dibandingkan misalnya dengan yang ada di Pakistan atau Timur Tengah dansetiap hari raya masing-masing agama, antara lain : Islam, Hindu, Buddha, agama yang lain, disapa dengan suatu surat sapaan,
jadi dialog seperti itu, relasi hubungan baik seperti itulah yang ingin dihargai dengan kehadiran beliau dan diteguhkan.
Tahun 1947, sudah ada perwakilan Vatikan di Indonesia sekarang hubungannya menjadi Kedutaan Besar. Kalau pernah mengingat film Sugiyopranoto yang diputar pada tahun 2012, itu kita melihat Sugiyopranoto sedang menulis permintaan kepada pimpinan Gereja Katolik di Vatikan agar secepatnya mengakui kemerdekaan Indonesia. Vatikan adalah salah satu dari beberapa negara yang pertama-tama mengakui kemerdekaan Indonesia dan kedatangan Paus tapi ini yang ketiga kalinya hal ini meneguhkan hubungan baik antara kedua negara, Indonesia dan Vatikan. a Paus juga ingin meneguhkan perkembangan Gereja Indonesia.
Jadi semboyan Faith, Fraternity dan Compassion adalah usul dari Konferensi Wali Gereja Indonesia yang merupakan cermin dari dinamika kehidupan Gereja Indonesia, berusaha bertumbuh di dalam iman, dan salah satu indikator dari iman adalah persaudaraan. Manusia seperti apapun dia, adalah citra Allah. dinamikanya adalah iman membuahkan persaudaraan yang bermacam-macam lintas agama dan mendorong bela rasa dan gerakan, semoga semakin tumbuh gerakan-gerakan yang menjadi tanda pengharapan.
Yang sangat menarik dan diusahakan untuk menjadi dikenal semakin luas, termasuk terkenal di seluruh dunia, adalah cita-cita bangsa Indonesia untuk hidup di dalam harmoni. Simboliknya adalah Mesjid Istiqlal dan Katedral Jakarta. Kalau kita melihat, ingat kembali sejarah bangsa kita, sejarah berdirinya Mesjid Istiqlal, pada waktu direncanakan tempatnya mana, Presiden Soekarno dan Muhammad Hatta pada waktu itu berdiskusi di mana mesjid negara akan didirikan. Muhammad Hatta memilih tempat yang ada penduduknya, supaya mesjidnya kalau didirikan ada yang datang. Soekarno tidak, ia memilih yang sekarang ini, mendirikan Mesjid Negara di tempat yang tidak ada penduduk, alasannya salah satunya adalah supaya Mesjid Istiqlal berdampingan dengan Katedral. Ini bukan kebetulan, tetapi ditentukan, dipilih dengan sadar karena simbolik ini menandakan kehidupan harmonis, cita-cita hidup harmoni di Negara Kesatuan Republik Indonesia itu.
Paus ingin menghargai negara, bangsa kita dan tentu saja komunitas-komunitas lintas agama, menghargai dan mendorong supaya persaudaraan seperti ini terus dirawat dan dikembangkan, secara khusus, Vatikan ingin belajar banyak mengenai Islam di Indonesia. Oleh karena itu, seringkali kalau ada acara di Vatikan, pemimpin-pemimpin Islam Indonesia banyak diundang dan diharapkan berbicara. Karena Islam di Indonesia itu berbeda dibandingkan misalnya dengan yang ada di Pakistan atau Timur Tengah dansetiap hari raya masing-masing agama, antara lain : Islam, Hindu, Buddha, agama yang lain, disapa dengan suatu surat sapaan,
jadi dialog seperti itu, relasi hubungan baik seperti itulah yang ingin dihargai dengan kehadiran beliau dan diteguhkan.
Sumber Data : Konfres Persiapan Final Kunjungan Paus Fransiskus (KOMSOS KWI)
Sumber Foto : Kompas.com