Petugas Liturgi Sabtu-Minggu Tgl. 10 – 11 Mei 2025

May 7, 2025
Petugas Liturgi Sabtu-Minggu Tgl. 10 – 11 Mei 2025

Sabtu Sore
17.30 : Koor : Lingkungan Santa Rosa Organis : Santo
Tata Laksana : Legio Maria

Minggu Misa I
06.30 : Koor : Lingkungan Santa Lucia Organis : Lala
Tata Laksana : Lingkungan Santa Agnes

Minggu Misa II
08.30 : Koor ; OMK Santo Yoseph Palembang Organis : Maggie
Tata Laksana : Lingkungan Santo Antonius

Minggu Misa III
17.00 : Koor : Lingkungan Santo Andreas Organis : Irene Rahayu
Tata Laksana : Lingkungan Emmanuel 1
Saran Lagu : PS. 421, 539, 542, 543, 544, 646, 693, 689, 846, 961.

Penanggalan Liturgi Minggu Ini

Minggu 4 Mei 2025 : Hari Minggu Paskah III (P) Kis. 5:27b-32,40b-41; Mzm.
30:2,4,5,6,11,12a,13b; Why. 5:11-14; Yoh. 21:1-19
Senin 5 Mei 2025 : Hari Biasa Pekan Biasa III Paskah (P) Kis. 6:8-15; Mzm.
119:23-24,26-27,29-30; Yoh. 6:22-29
Selasa 6 Mei 2025 : Hari Biasa Pekan Biasa III Paskah (P): Kis. 7:51 – 8:1a; Mzm.31:3cd-4,6ab,7b,8a,17,21ab; Yoh. 6:30-35
Rabu 7 Mei 2025 :Hari Biasa Pekan Biasa III Paskah (P): Kis. 8:1b-8; Mzm. 66:1-3a,4-5,6-7a; Yoh. 6:35-40
Kamis 8 Mei 2025 : Hari Biasa Pekan Biasa III Paskah (P): Kis. 8:26-40; Mzm.
66:8-9,16-17,20; Yoh. 6:44-51
Jumat 9 Mei 2025 : Hari Biasa Pekan Biasa III Paskah (P) Kis. 9:1-20; Mzm.
117:1,2; Yoh. 6:52-59
Sabtu 10 Mei 2025 : Hari Biasa Pekan Biasa III Paskah (P) Hari Sabtu Imam
Kis. 9:31-42; Mzm. 116:12-13,14-15,16-17; Yoh. 6:60-69
Minggu 11 Mei 2025 : Hari Minggu Paskah IV (P) Hari Minggu Panggilan Kis.13:14,43-52; Mzm. 100:2,3,5; Why. 7:9,14b-17; Yoh. 10:27-30

RENUNGAN (Yoh. 21:1-19) Rahmat Di Balik Kegagalan

Para rasul kembali keseharian hidup mereka sebagai nelayan. Petrus, dkk masuk laut untuk menangkap ikan, namun mereka tidak menangkap apa-apa sepanjang malam itu. Pengalaman gagal malam itu membuat mereka kembali ke darat tanpa hasil. Namun di pantai itu telah berdiri Yesus yang bangkit yang tidak lagi mereka kenal. Hati dan mata mereka tak mampu melihat Yesus karena selain gagal mendapat ikan, juga tentu kembali menjadi nelayan yang selama ini mereka tinggalkan karena mengikuti Yesus yang berkeliling mengajar dan berbuat baik. Yesus telah menunggu dan menyapa mereka. Yesus minta mereka untuk tebarkan jala di sebelah kanan perahu, dengan pesan “maka kamu akan peroleh”. Tanpa banyak komentar, mereka melakukan. Hasil yang diperoleh menyadarkan mereka bahwa ternyata yang menyuruh itu adalah Yesus sendiri. Suruhan itu telah membawa hasil yang luar biasa. “Mereka tidak dapat menariknya lagi karena banyaknya ikan itu”. “Itu Tuhan” yang dikenal oleh murid yang dikasihi. Rupanya pengalaman pahit dan menyedihkan kehilangan Yesus
dan gagal menangkap ikan semalaman itu, telah menutup kesadaran
mereka bahwa Yesus hadir, menunggu dan meminta mereka menebarkan jala kembali. Penampakkan Tuhan di pagi yang indah itu, telah membawa semangat hidup baru. Gairah hidup baru bersemi lagi dalam keseharian tugas mereka sebagai nelayan; juga ketika mereka gagal memperoleh apa yang telah mereka usahakan dan perjuangkan sepanjang malam itu. Tidak berhenti di sini saja.

Yesus mengajak mereka untuk bersyukur atas apa yang telah mereka peroleh. Sebagaimana selalu Yesus tunjukkan dan buat, yaitu mengambil roti dan ikan itu, mengucap doa syukur dan menikmati hidangan pagi itu. Itu berarti, hidup ini, entah berhasil atau gagal, patut selalu disyukuri. Syukur atas kehadiran Tuhan yang selalu ada dalam berbagai situasi hidup kita, entah gagal, entah berhasil yang kita peroleh. Yesus yang sama kini juga ada, hadir selalu dalam keluarga dan dalam keseharian hidup kita, dalam tugas dan pelayanan kita, juga ketika kita gagal dan tidak memperoleh hasil apa-apa dari setiap pekerjaan dan perjuangan hidup kita. Ia hadir dan memberi semangat baru, juga ketika kita tidak lagi mengenal Dia yang selalu hadir di pinggir pantai hati dan hidup kita. Dia hadir dan menguatkan kita. Tidak saja meneguhkan, tetapi hadir-Nya memberikan kepada kita semangat hidup baru dalam iman yang memungkinkan kita memperoleh hasil berlimpah, berkat yang luar
biasa; juga melalui orang-orang lain yang tidak kenal; yang dengan
caranya sendiri, entah langsung maupun tak langsung, dengan doa,
dukungan dan kehadirannya telah membuat kita berhasil, menjadi lebih
baik. Karena itu kita patut bersyukur atas cinta-Nya seperti fajar yang tak
pernah berhenti bersinar dan seperti sungai yang mengalir dan terus
mengalir.

Leave a Reply


2 + 3 =